KOMPAS.com - Pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi pilihan yang diambil oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) guna menyiasati agar kegiatan belajar-mengajar tetap bisa terlaksana di tengah pandemi virus corona.
Dengan mengandalkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, ketidakhadiran secara fisik di ruang sekolah bisa digantikan dengan interaksi melalui internet.
Meski demikian, kenyataan yang terjadi saat pelaksanaan PJJ ternyata tidak semudah yang dicanangkan.
Seperti diungkapkan oleh akun @efenerr yang mengunggah cerita temannya yang berprofesi sebagai guru SD di Magelang, Jawa Tengah.
Dalam twitnya, @efenerr menyebut temannya ini melakukan kunjungan dan pembelajaran luring ke rumah siswa-siswanya, karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk diadakannya pembelajaran daring secara ideal.
Baca juga: Viral Video Siswa Berdiri Saat Upacara Online, Ini Penjelasan Sekolah
teman SMA saya, guru SD yang mengabdi di Magelang mengadakan kunjungan dan pembelajaran luring ke rumah siswa satu-satu. melihat kondisi para siswa, ia memutuskan tidak mengajar secara daring.
share sudah seizin teman saya. pic.twitter.com/THHQLAqmMD
— Farchan (@efenerr) July 17, 2020
Baca juga: Melihat Risiko dan Hasil Pembukaan Sekolah di Tengah Pandemi Corona...
Saat dikonfirmasi terkait unggahan tersebut, Ifan Mustika Rinaldi, guru kelas VI SD Negeri Growong, Kecamatan Tempuran, Magelang, Jawa Tengah, mengatakan, kunjungan ke rumah siswa itu dilakukan selama tiga hari saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
"Hari pertama kami cuma nge-share video-video pengenalan lingkungan sekolah dan profil guru. Selanjutnya pada hari ketiga, bagi siswa-siswa yang tidak punya HP, kami kunjungi satu-satu. Khusus untuk yang kelas satu saja," kata Ifan saat dihubungi Kompas.com (18/7/2020).
Tidak hanya Ifan seorang, kunjungan ini juga dilakukan oleh guru-guru di SD N Growong yang totalnya berjumlah delapan orang.
Sementara untuk jumlah siswa kelas 1 ada 12 orang, dan secara total jumlah siswa di SDN Growong ada 108 orang.
"Karena rumahnya (siswa) kan berjauhan. Desa kami itu ada empat dusun, jadi gurunya dibagi untuk tiap-tiap dusun. Karena jalannya yang mungkin agak susah, jadi bersama-sama, dua-dua gitu. Memang aksesnya agak sulit," kata Ifan.
Baca juga: Saat Masa Studi SMK Setara dengan Diploma Satu...
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.