Menurut dia, belum ada uji klinik terkait khasiat temulawak untuk indikasi pencegahan atau penyembuhan pasien Covid-19.
"Untuk klaim pencegahan atau menyembuhkan pasien Covid-19 itu sudah termasuk fitofarmaka, tetapi yang saya tahu ekstrak temulawak sebagai fitofarmaka belum pernah diuji klinis untuk indikasi pencegahan atau penyembuhan pasien Covid-19," lanjut dia.
Meski diklaim dapat dikonsumsi sebagai suplemen daya tahan tubuh, Wawaimuli mengatakan bahwa masyarakat harus mengimbangi dengan makanan bergizi dan menaati protokol kesehatan.
"Dalam menjaga daya tahan tubuh, tidak cukup tentunya dengan mengonsumsi ekstrak temulawak, tetapi juga harus diimbangi dengan makanan bergizi seimbang, cukup istirahat, dan tentunya tetap menaati protokol kesehatan," katanya lagi.
Baca juga: Diklaim sebagai Antivirus Corona, Apa Manfaat Eucalyptus?
Selain itu, Wawaimuli menjelaskan, temulawak mengandung banyak senyawa kimia salah satunya kurkuminoid.
Kurkuminoid memiliki banyak khasiat, antara lain mengurangi peradangan, membantu melindungi hati dari zat toksik, membantu menjaga kestabilan lemak dalam darah, dan membantu menjaga daya tahan tubuh.
Di sisi lain, temulawak atau Curcuma xanthoriza juga memiliki banyak kandungan zat aktif.
Salah satunya kurkuminoid yang memiliki banyak aktivitas farmakologik.
Aktivitas farmakologik merupakan aktivitas suatu kandungan yang memiliki banyak efek pada kesehatan dan sudah banyak terbukti.
Misalnya sebagai antikanker, hepatoprotektor, anti-inflamasi, anti-oksidan, dan immunomodulator.
Baca juga: Mengenang Sutopo Purwo Nugroho, Informan Kebencanaan yang Meninggal karena Kanker Paru