Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Mongolia, Kini Penyakit Pes Ditemukan pada Seekor Tupai di AS

Kompas.com - 15/07/2020, 14:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain virus corona yang masih menjadi ancaman bagi manusia hingga di bulan ke-6 penyebarannya, ada satu lagi wabah penyakit yang juga penting untuk diketahui.

Penyakit ini adalah pes atau disebut juga sebagai sampar.

Pes adalah kondisi infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang dibawa dan ditularkan oleh beberapa jenis binatang, seperti tikus, marmut, kelinci, anjing, dan kucing.

Infeksi mematikan ini beberapa hari yang lalu ditemukan di salah satu wilayah di Mongolia pada seorang penggembala.

Akibat wabah pes ini, orang yang terinfeksi harus menjalani karantina meskipun kondisinya stabil.

Baca juga: Kasus Baru Wabah Pes Muncul di Mongolia, China Langsung Siaga 3

Kali ini, bakteri penyebab pes ditemukan ada pada seekor tupai di Colorado, Amerika Serikat.

Melansir CNN, Selasa (14/7/2020), tupai itu dikonfirmasi positif membawa bakteri pes Sabtu (11/7/2020) di kota Morrison.

Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Masyarakat Negara Bagian Jefferson (JCPH), temuan pes pada tupai kali ini merupakan kasus pertama pes di negara bagian Colorado, Amerika Serikat untuk tahun 2020.

Ilustrasi ketika wabah pes melanda Kota London pada 1664.UNIVERSAL HISTORY ARCHIVE/GETTY IMAGES Ilustrasi ketika wabah pes melanda Kota London pada 1664.

Pandemi Black Death

Sebelumnya wabah pes telah ada sejak berabad-abad lalu dan menyebabkan pandemi mematikan dalam sejarah peradaban manusia.

Diperkirakan, ada lebih dari 50 juta orang di Eropa meninggal selama masa pandemi yang lebih dikenal dengan istilah pandemi Black Death di akhir abad ke-14 ini.

Atas adanya temuan kasus pes di Colorado, JCPH memperingatkan masyarakat bahwa bakteri tersebut dapat menginfeksi tidak hanya binatang, namun juga manusia jika pencegahan serius tidak dilakukan.

Bakteri pes bisa ditransmisikan melalui gigitan kutu atau binatang yang sudah terinfeksi.

Meskipun antibiotik di era modern ini sudah dapat mencegah terjadinya komplikasi dan kematian apabila diberikan secara cepat, wabah ini tetap menjadi ancaman besar bagi manusia dan binatang.

Pes bagi penderitanya dapat mendatangkan rasa sakit, terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening, demam, menggigil, dan batuk.

Jika tidak diobati secara cepat dan tepat, pes dapat berubah menjadi penyakit pernapasan dan menyebabkan pneumonia, apabila bakteri sudah menyebar hingga ke paru-paru.

Melihat temuan di Mongolia dan Colorado ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan wabah ini sebagai penyakit yang kembali muncul.

Hingga 2.000 kasus per tahun

Dari data WHO, tercatat setidaknya ada 1.000-2.000 kasus pes dari seluruh dunia di setiap tahunnya.

Namun angka itu masih terbilang kecil, karena bisa jadi ada banyak kasus yang tidak dilaporkan.

Di Colorado sendiri, dilaporkan ada dua orang meninggal akibat menderita pes pada tahun 2015.

Baca juga: Penyakit Pes: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Pengobatan dan pencegahan

Melansir Kompas.com (7/7/2020) yang mengutip buku Mengenali Keluhan Anda: Info Kesehatan Umum untuk Pasien (2013) oleh Dr. Ayustawati, PhD ada beberapa cara pencegahand an pengobatan penyakit pes

Cara mengobati penyakit pes

Penderita yang terserang pes perlu penanganan secepat mungkin. Apabila penanganan tidak didapatkan penderita dalam waktu 24 jam, bisa menimbulkan kondisi fatal, bahkan menyebabkan kematian.

Antibiotik, oksigen, infus dan pernapasan bantuan mungkin diperlukan untuk membutuh bakteri yang menyerang penderita dan memperbaiki kondisi penderita.

Jika seseorang punya kontak dengan penderita pes, mereka perlu diperiksa oleh dokter untuk melihat apakah terkena penyakit pes atau tidak.

Dokter mungkin akan memberikan juga antibiotik untuk mencegah penularan penyakit pes.

Cara mencegah penyakit pes

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit pes, selain menghindari kontak dengan penderita.

  • Mengontrol populasi tikus dapat menurunkan risiko munculnya epidemi atau wabah pes
  • Vaksinasi untuk pes sudah tersedia, tapi memang efektifitasnya belum meyakinkan

Baca juga: Besok Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Kembali Arah Kiblat!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Tren
Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Tren
Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Tren
Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Tren
Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Tren
Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Tren
Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Tren
Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Tren
Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com