Dilansir dari BBC, Senin (18/5/2020), pertumbuhan ekonomi Jepang dilaporkan minus 3,4 persen pada periode Januari-Maret 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ini merupakan penurunan terbesar sejak tahun 2015. Kontraksi pertumbuhan ekonomi Jepang pun menyusul pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2019 yang mencapai minus 6,4 persen.
Pertumbuhan ekonomi minus selama dua kuartal berturut-turut merupakann deskripsi teknikal resesi ekonomi.
Jepang tidak memberlakukan lockdown secara nasional untuk mencegah penyebaran virus corona, namun mengumumkan kondisi darurat pada April 2020. Hal ini memberikan dampak yang sangat buruk bagi rantai pasok dan bisnis di Jepang.
Baca juga: Pemerintah Dorong Jepang Investasi di Industri Farmasi dan Kesehatan
Pertumbuhan ekonomi Jerman dilaporkan minus 2,2 persen pada kuartal I 2020. Data resmi menunjukkan, ekonomi Jerman mengalami resesi akibat pagebluk virus corona.
Dilansir dari BBC, Sabtu (16/5/2020), ini merupakan penurunan terbesar ekonomi Jerman secara kuartalan sejak tahun 2009. Kala itu, Jerman turut tergulung krisis keuangan global.
Data resmi yang dirilis Kantor Statistik Federal juga merevisi angka pertumbuhan ekonomi Jerman pada kuartal IV 2019, yang menunjukkan minus 0,1 persen.
Artinya, pertumbuhan ekonomi Jerman negatif selama dua kuartal berturut-turut. Ini adalah definisi teknis resesi ekonomi.
Perekonomian Jerman sudah mulai goyah sebelum virus corona menyebar. Penyebabnya, perang dagang Amerika Serikat dan China turut memberikan dampak kepada aktivitas perekonomian Jerman.
Jerman merupakan ekonomi terbesar di kawasan Eropa. Namun demikian, merosotnya ekonomi di negara itu tidak seburuk negara-negara tetangganya.
Baca juga: Restoran Indonesia di Jerman Ini Manfaatkan Bahan Makanan yang Sering Terbuang Percuma
Selain Jerman, Perancis dan Italia juga mengalami pertumbuhan ekonomi minus.
Pada Maret 2020 kemarin, ekonomi kedua negara terhantam oleh pandemi virus corona. Perancis mengalami pertumbuhan ekonomi minus 5,8 persen.
Sementara, pertumbuhan ekonomi Italia dilaporkan minus 4,7 persen. Italia juga sempat menjadi episentrum virus corona di Eropa.
Pada akhir Maret lalu, jumlah korban meninggal akibat virus corona di Italia mencapai 31.763, tertinggi ketiga di dunia di bawah Amerika Serikat dan Inggris.
Pada 27 Maret lalu, Italia mencatat lebih dari 900 orang meninggal dunia akibat Covid-19. Kini, sebanyak 153 orang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Pergi ke Pantai Italia Sambil Telanjang, 6 Turis Didenda Rp 54 Juta
(Sumber: Kompas.com/ Sakina Rakhma Diah Setiawan, Muhammad Idris | Editor Sakina Rakhma Diah Setiawan, Muhammad Idris)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.