Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Ini Nekat Gowes 3.500 km Selama 48 Hari untuk Pulang Kampung

Kompas.com - 14/07/2020, 21:00 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

 

KOMPAS.com - Seorang mahasiswi Yunani berusia 20 tahun bersepeda selama 48 hari untuk mudik ke kampung halamanya.

Dia nekat gowes selama hampir 50 hari dari Skotlandia ke Athena lantaran penerbangan untukd ia pulang kampung ditutup karena pandemi corona.

Pemuda tersebut adalah Kleon Papadimitriou.

Jika dihitung, mahasiswa Universitas Aberdeen itu menempuh jarak 2.175 mil atau setara 3.500 km!

"Baru sekarang saya sadar betapa besar pencapaian ini," kata dia dikutip dari CNN (14/7/2020).

"Dan saya memang belajar banyak hal tentang diri saya sendiri, tentang batasan saya, tentang kekuatan dan kelemahan saya. Dan saya katakan saya sangat berharap bahwa perjalanan menginspirasi setidaknya satu orang lagi untuk keluar dari zona nyaman mereka dan mencoba sesuatu baru, sesuatu yang besar," ujarnya lagi.

Cerita dan pengalamannya selama 'pulang kampung' itu ia abadikan di unggahan sejumlah story instagramnya. 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Β?λτες και μπ?νιο στην Αδριατικ? θ?λασσα. ????‍??????????‍??

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kleon (@kleon.vs.lockdown) pada 22 Jun 2020 jam 11:11 PDT

Papadimitriou saat ini memasuki tahun ketiga studinya di Universitas Aberdeen.

Sebelum nekat gowes, pada bulan Maret dia sebenarnya sudah mulai mencari penerbangan pulang.

Apalagi sebagian besar teman-temannya sudah pergi, tetapi dia masih bertahan untuk memastikan dia tidak akan ketinggalan pelajaran.

Dia akhirnya memesan tiga penerbangan, tetapi belakangan semua dibatalkan.

"Pada awal April saya tahu bahwa saya akan menghabiskan setidaknya bulan berikutnya di karantina di Aberdeen," katanya.

Tapi kemudian dia mendapat ide untuk mudik dengan bersepeda.

Sarden kalengan, sepeda dan tenda

Terjebak ribuan mil jauhnya dari keluarganya dan ingin berpetualang, Papadimitriou mengatakan dia mulai meneliti apa yang diperlukan untuk melakukan perjalanan dengan sepeda.

Baca juga: Besok Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Kembali Arah Kiblat!

Dia mulai membeli peralatan yang dia butuhkan termasuk sepeda, memberi tahu teman-temannya dan menyampaikan kabar itu kepada orang tuanya.

Ayahnya menawarkan satu syarat untuk perjalanan: mereka akan membuat aplikasi yang akan memungkinkan keluarganya untuk dapat terus melacaknya dan tahu di mana dia berada.

Pada 10 Mei, dipersenjatai dengan ikan sarden kalengan, selai kacang dan roti, kantong tidur, tenda dan peralatan untuk sepedanya, ia memulai perjalanannya.

Kleon Papadimitriou Kleon Papadimitriou/CNN Kleon Papadimitriou

Puluhan km setiap hari

Papadimitriou mengatakan kepada CNN bahwa dia menempuh 35 hingga 75 mil per hari, menyeberang awalnya melalui Inggris dan kemudian ke Belanda.

Dia bersepeda di sepanjang Rhine di Jerman selama beberapa hari, melewati Austria dan bersepeda di sepanjang pantai timur Italia sebelum dia naik perahu ke pelabuhan Yunani Patras - dan dari sana bersepeda ke lingkungannya di Athena.

Sepanjang perjalanannya, dia mendirikan kemah di ladang dan hutan.

Dia menghabiskan beberapa saat terakhir setiap hari menuliskan kemajuannya, melacak jalan hari berikutnya dan memeriksa dengan keluarga dan teman-teman.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Views, Flats, Naps, and Kms. Looking forward to getting home soon! ????????????‍??...

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kleon (@kleon.vs.lockdown) pada 20 Jun 2020 jam 1:40 PDT

Ketika minggu-minggu berlalu, dia berkata lebih banyak orang mengetahui perjalanannya dan mendengarkan, menerima kabar terbaru dari teman-teman dan keluarganya.

Baca juga: Pemerintah Ganti Istilah ODP, PDP, dan OTG Covid-19, Apakah Perlu?

Selama perjalanan dia kadang-kadang menemui teman-teman atau kenalan yang akan menawarkan tempat tidur dan mandi. Alternatif perhentian semalaman yang lebih baik daripada berkemah di hutan.

"Sebagai orang yang relatif tertutup, saya terpaksa keluar dari zona nyaman saya dalam arti bahwa jika saya tidak melakukan beberapa hal, saya tidak akan punya tempat tinggal, saya tidak akan punya air," katanya.

"Itu memaksa saya untuk semacam berinteraksi dan akrab dengan orang-orang," kata dia.

Pada tanggal 27 Juni, hampir 50 hari sejak ia pertama kali berada di jalan, ia tiba kembali ke rumah.

Keluarganya bersama dengan puluhan teman, serta orang-orang yang mengetahui perjalanannya menunggu untuk merayakan kedatangannya.

"Itu sangat emosional," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com