Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Sembelih Hewan Kurban Ketika Pandemi Corona

Kompas.com - 13/07/2020, 19:02 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Raya Idul Adha yang dirayakan umat Islam di seluruh dunia identik dengan penyembelihan hewan kurban.

Berbeda dengan biasanya, hari raya kurban tahun ini akan berlangsung di tengah pandemi virus corona yang masih belum berakhir.

Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN mengatakan, dalam penyembelihan hewan kurban haruslah memperhatikan beberapa syarat, termasuk jenis ternak, umur ternak, kesehatan ternak, dan waktu penyembelihan.

Sementara itu, jenis ternak yang sah untuk berkurban seperti sapi, kambing, domba, kerbau, unta, dan sejenisnya.

"Umur dari hewan yang dikurbankan dianggap cukup jika telah berganti sepasang gigi depan (poel) atau untuk sapi/kerbau setara dengan 1,5—2 tahun, kambing atau domba 1,5 tahun, dan unta umur 5 tahun," kata Nanung saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Hewan kurban harus memenuhi syarat kesehatan seperti kuat berdiri dan tidak cacat.

Nanung memperingatkan, di masa pandemi ini, terdapat protokol kesehatan umum yang harus diperhatikan saat menyembelih hewan kurban.

Antara lain, panitia menjaga jarak saat pelaksanaan penyembelihan, juga menyediakan air dan sabun atau hand sanitizer.

"Tidak melibatkan anak-anak, lansia, dan orang sakit dalam proses penyembelihan. Shohibul kurban juga tidak harus hadir saat penyembelihan," ujar Nanung.

Baca juga: BRI Syariah Luncurkan Kurban Digital, Apa Itu ?

Pastikan kondisi aman

Panitia juga wajib memperhatikan kondisi wilayahnya termasuk aman menurut pemerintah.

Jika memang tidak memungkinkan, maka hewan kurban dapat dititipkan di lembaga sosial keagamaan.

"Hewan kurban sebaiknya disembelih di RPH resmi milik pemerintah," papar Nanung.

Jika situasi aman, lanjutnya, penyembelihan tetap dapat dilakukan di kampung atau masjid dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Nanung mengimbau agar panitia kurban wajib mengurangi kerumunan dengan beberapa cara seperti mengurangi jumlah panitia.

Hal tersebut dapat juga dilakukan dengan membatasi atau mengurangi jumlah ternak yang disembelih, membagi waktu penyembelihan pada hari yang diperbolehkan berkurban, dan membagi lokasi penyembelihan.

Baca juga: Pastikan Hewan Kurban Layak Konsumsi, Ini yang Dilakukan Pemkot Surabaya

Sebelum penyembelihan

Sebelum proses penyembelihan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:

  • Menyiapkan seluruh peralatan, yang paling utama adalah mengasah pisau setajam mungkin. Memeriksa kondisi tubuh ternak, terutama kesehatannya
  • Puasakan ternak sebelum disembelih agar ternak tidak beringas sehingga lebih mudah ditangani. Pemuasaan ini juga akan mengurangi isi perut.
  • Istirahatkan dan tenangkan ternak sebelum disembelih. Ternak yang stres karena gelisah atau kelelahan dapat menurunkan kualitas daging.

"Pemuasaan dilakukan 12 jam sebelum penyembelihan tetapi minum tetap diberikan," ujar Nanung menerangkan.

Saat penyembelihan

Satu hal yang penting saat penyembelihan adalah memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yaitu saluran nafas, saluran makanan, dan pembuluh darah.

Sebelum ternak mati, tidak diperbolehkan untuk menusuk jantungnya, menguliti, memotong kakinya, memotong ekornya, dan sebagainya.

"Untuk mengecek apakah hewan sudah mati, dapat menggunakan tiga refleks, yaitu refleks mata, refleks kuku, dan refleks ekor," papar Nanung.

Setiap bagian ternak yang terpotong ketika hewan belum mati, maka bagian tersebut dianggap sebagai bangkai.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Begini Prosedur Hewan Kurban Diangkut ke Kepulauan Seribu

Setelah disembelih

Setelah hewan kurban disembelih, segera periksa organ dalam hewan kurban. Apabila panitia menemukan ketidakwajaran, sebaiknya menghubungi ahli kesehatan.

Kemudian, jangan memotong-motong daging sambil merokok.

Daging adalah sel-sel tubuh yang terbuka yang dapat menyerap aroma termasuk rokok.

Bagian jeroan dilarang dicuci di sungai karena dikhawatirkan air sungai tidak bersih. "Jeroan sebaiknya dicuci dengan air bersih dari selang," tutur Nanung.

Setelah itu, daging sebaiknya dikemas dengan plastik berwarna bening atau putih karena umumnya tas plastik berwarna hitam adalah hasil daur ulang.

Baca juga: Harga Sapi Kurban di Jaksel Berkisar antara Rp 16 Juta hingga Rp 90 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com