Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat 56 Juta Dollar AS dari Norwegia, Benarkah Emisi Karbon Indonesia Dikatakan Turun?

Kompas.com - 13/07/2020, 12:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerja sama antara Pemerintah Norwegia dan Indonesia di bidang lingkungan baru-baru ini dinilai berhasil.

Kerja sama tersebut merupakan program REDD+ (Reduction of Emissions from Deforestation and Forest Degradation).

Oleh karena keberhasilannya itu, Pemerintah Norwegia akan membayar hasil kerja penurunan emisi karbon dioksida yang berhasil dilakukan Indonesia.

Baca juga: Dilema Mobil Listrik dan Emisi Gas Rumah Kaca

Dilansir Kompas.com, Senin (6/7/2020), jumlah penurunan emisi yang berhasil dicapai Indonesia pada 2016-2017 adalah 11,2 juta ton CO2eq.

Sementara harga pasar karbon dunia saat ini sebesar 5 dollar AS (setara Rp 72.617) per ton.

Dengan demikian, nilai yang akan dibayarkan kepada pemerintah Indonesia sebesar 56 juta dollar AS atau setara dengan Rp 813,3 miliar.

Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?

Benarkah emisi karbon di Indonesia turun?

Chairman UI GreenMetric Prof Riri Fitri Sari mengungkapkan dirinya sempat ragu saat mendengar program REDD+ akan diluncurkan pada awal 2010 silam.

Dirinya khawatir semangat pemerintah dalam "jual-beli" emisi karbon hanya di awal saja. Akan tetapi mengetahui ada penurunan emisi di 2016-2017 pihaknya merasa ikut senang.

"Kalau akhirnya memang akan dibayarkan, kita cukup surprise bahwa ini bukan hanya janji semata. Berarti Norwegia benar-benar walk the talk dengan program yang diberkelanjutan selama 10 tahun terakhir," ujarnya pada Kompas.com, baru-baru ini.

Baca juga: Kisah Chanee Kalaweit, Bule Perancis yang Jadi Korban Kabut Asap

Mempertahankan hutan

Kebakaran hutan Cagar Alam Papandayan, Minggu (6/10/2019)KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG Kebakaran hutan Cagar Alam Papandayan, Minggu (6/10/2019)

Riri menjelaskan, program itu berkaitan dengan hubungan diplomatik antara kedua negara yang baik.

Itu ditandai dengan 10 tahun kemitraan dalam kerangka kerja sama REDD+, dan terbukti 2016-2017 dianggap berhasil baik menurunkan emisi.

Dia menjelaskan, dalam hal ini perhitungan bukan tentang pengurangan emisi atau polusi di kota-kota besar. Tapi mempertahankan hutan sebagai paru-paru dunia penyerap karbon.

Baca juga: Mengenal Food Estate, Program Pemerintah yang Disebut Dapat Meningkatkan Ketahanan Pangan...

Lanjutnya, sesuai judul program, yang dihitung penurunan emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan dengan hilangnya lahan gambut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com