Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Hari Ini di Banda Aceh, Ini Hasil Analisis BMKG

Kompas.com - 13/07/2020, 11:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wilayah Indonesia kembali diguncang gempa, Senin (13/7/2020). Setelah sebelumnya rovinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merasakan guncangan gempa sekitar pukul 03.00 dini hari tadi, kini giliran Banda Aceh yang diguncang gempa sekitar pukul 08.00 WIB.

Tagar gempa kembali ramai di media sosial dan menjadi salah satu trending topic di Twitter.

Hingga kini, ada ribuan twit yang mengandung kata kunci atau keywords "#gempa"

"Tadi bantul, skrg aceh, waspada gais, lempengnya lg jalan2" tulis akun @chiqui_a 

Informasi terkait gempa ini juga dipublikasikan akun resmi BMKG di @infoBMKG

Berdasarkan unggahan tersebut, diketahui bahwa gempa ini terjadi pada pukul 07.58.46 WIB di wilayah Aceh.

Adapun gempa tersebut merupakan jenis gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,5.

Baca juga: BMKG: Gempa Jateng dan Yogyakarta Hari Ini Dekat dengan Pusat Gempa Pulau Jawa 1943

Bagaimana analisis BMKG tentang gempa di Aceh?

Hasil analisis BMKG

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, episenter gempa terletak pada koordinat 5,12 LU dan 94,32 BT, atau tepatnya di Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera pada jarak 120 km arah Barat Daya Kota Banda Aceh, Aceh pada kedalaman 34 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas subduksi.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).

Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Banda Aceh, Sabang, dan Sigli.

"Di daerah Banda Aceh, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu. Sementara itu, di daerah Sabang dan Sigli, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020). 

Hingga kini, belum ada laporan terkait dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa ini.

Sementara itu, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

"Hingga pukul 08.11 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock)," kata Daryono.

Baca juga: BMKG: Jakarta Harus Waspada terhadap Gempa di Selatan Banten dan Jawa Barat

Masyarakat perlu memahami mitigasi bencana

Meski tidak berpotensi tsunami, namun guncangan gempa pada pagi tadi tentunya menimbulkan kepanikan tersendiri bagi masyarakat Aceh yang memiliki pengalaman pahit karena bencana tsunami pada 2004 silam.

Terkait hal tersebut, Daryono mengharapkan masyarakat dapat melakukan upaya mitigasi bila suatu waktu terjadi gempa dan tsunami.

"Perlu kita ketahui bahwa gempa kuat dapat terjadi kapan saja dan belum bisa diprediksi secara akurat," kata Daryono.

Ia mengatakan, masyarakat perlu memahami cara selamat saat terjadi gempa, dengan cara segera mencari perlindungan diri.

"Selain itu masyarakat perlu menyiapkan bangunan tahan gempa dan membuat tata ruang pantai berbasis risiko bencana tsunami, termasuk memahami konsep evakuasi mendiri dengan cara menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami. Sehingga kita harus segera menjauh dari pantai," kata Daryono.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 5,4 Guncang Laut Banda Aceh Tak Berpotensi Tsunami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com