Dia menyebut keputusan itu sebagai upaya untuk mengalihkan opini domestik dan menyerukan Turki untuk menghormati kewajiban internasionalnya.
Baca juga: Dilakukan Terbatas, Raja Salman Izinkan Tarawih di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengaku kecewa atas pengalihfungsiaan Hagia Sophia menjadi masjid.
Dia pun berharap agar Pemerintah Turki tetap membuka akses masuk Hagia Sophia bagi semua pengunjung.
"Kami memahami bahwa Pemerintah Turki tetap berkomitmen untuk mempertahankan akses ke Hagia Sophia untuk semua pengunjung dan berharap mendengar rencana pengelolaan Turki guna memastikannya tetap dapat diakses tanpa hambatan untuk semua," kata dia.
Baca juga: Menilik Ketatnya Shalat Jumat di Singapura, Harus Pesan Online
Langkah Turki tersebut dianggap Yunani sebagai bentuk provokasi terbuka terhadap dunia.
"Nasionalisme yang diperlihatkan oleh Erdogan membawa negara itu pada kemunduran enam abad lalu," kata Menteri Kebudayaan Lina Mendoni.
Lebih lanjut, Mandoni menyebut petusan pengadilan benar-benar menegaskan bahwa tak ada keadilan independen di Turki.
Sementara itu, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menyebut keputusan itu menyinggung semua orang yang mengakui Hagia Sophia sebagai situs Warisan Dunia.
Menurutnya, hal tersebut juga bukan hanya akan berpengaruh pada hubungan Turki dan Yunani, tetapi juga dengan Uni Eropa.
Baca juga: Saat Gereja Martha Lutheran Dipergunakan untuk Shalat Jumat Warga Jerman...
Wakil Ketua Komite Urusan Luar Negeri di Majelis Tinggi Parlemen Rusai Vladimir Dzhabarov menyebut tindakan itu sebagai sebuah kesalahan.
"Mengubahnya menjadi masjid tidak akan berpengaruh apa pun bagi dunia Muslim. Itu tidak menyatukan negara, tetapi sebaliknya membawa mereka ke dalam benturan (sosial)," kata dia.
Sementara itu, kelompok Hamas menyambut baik putusan Erdogan tersebut.
"Pembukaan Hagia Sophia untuk beribadah adalah momen yang membanggakan bagi semua Muslim," kata Kepala Kantor Pers Internasional Hamas, Rafat Murra.
Menurutnya, keputusan itu berada di bawah hak kedaulatan Turki.
Baca juga: Soal Rencana Trump, Warga Gaza: Palestina Not For Sale!
Negara yang hanya diakui oleh Turki itu mengaku senang dengan pembukaan Hagia Sophia sebagai masjid.
"Keputusan untuk menggunakannya sebagai masjid, pada saat yang sama dikunjungi sebagai museum, adalah membanggakan," kata Perdana Menteri Ersin Tatar.
Baca juga: Melihat Shalat Jumat Pertama di Arab Saudi Setelah 2 Bulan Penguncian...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.