Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?

Kompas.com - 10/07/2020, 16:40 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Pengumuman dari WHO soal airborne menurut Dicky memperkuat penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa potensi penularan indoor lebih besar daripada penularan outdoor atau di luar ruangan.

Lalu karena airborne berkaitan dengan udara, maka Dicky mengingatkan pentingnya memeriksa sirkulasi udara di tempat tinggal maupun tempat umum.

Di perkantoran misalnya, perlu diperiksa bagaimana AC-nya, apakah ada filternya, apakah mengalirkan udara dari dalam ke luar. Jika tidak, AC perlu diganti atau jendela dibuka saja.

Baca juga: Tak Boleh Sembarangan, Berikut Aturan soal Penerbangan Balon Udara

Demikian juga di tempat umum seperti KRL, akan lebih aman dan mengurangi risiko penularan jika jendela kereta dibuka. Tentu dibarengi dengan membatasi jumlah penumpang (50 persen).

"Masyarakat tidak perlu panik berlebihan tapi harus membuat masyarakat lebih peduli," katanya.

Lebih dari itu, Dicky juga mengingatkan pada pemerintah agar menyesuaikan protokol untuk menyikapi penemuan dari WHO tersebut.

Baca juga: Berikut 10 KA Jarak Jauh yang Beroperasi Mulai 10 Juli 2020 dari Jakarta

Sementara itu untuk menjaga tetap aman, menurut Dicky ada 3M yang harus dilakukan, yaitu:

  • Mencuci tangan
  • Memakai masker
  • Menjaga jarak

Selain itu hindari 3R, yaitu:

  • Ramai
  • Ruangan
  • Rapat

Baca juga: Meninggal karena Menggunakan Masker Saat Olahraga, Benarkah Demikian?

Tetap gunakan masker

Dicky menjelaskan, meski Covid-19 ditemukan dapat menyebar lewat udara atau airborne, penggunaan masker dan jaga jarak masih efektif.

Bagi masyarakat jika tidak ada masker medis, masih bisa menggunakan masker kain.

Mengenai 3 R, ramai-ruangan-rapat, masyarakat perlu menghindarinya karena 3 kondisi tersebut berpotensi menjadi tempat penularan.

Masyarakat, menurutnya perlu menghindari ruangan yang ventilasinya buruk, menghindari tempat yang diisi oleh banyak orang, dan tempat di mana banyak orang duduk atau berada berdekatan.

Baca juga: Waspada Gejala Baru Virus Corona, dari Sulit Berbicara hingga Halusinasi

Senada dengan Dicky, Epidemiolog Universitas Gadjah Mada Bayu Satria Wiratama mengatakan pada penularan airborne, virus bisa bertahan di udara dalam jangka waktu lama.

"Bahayanya airborne kita bisa tertular walaupun orangnya udah enggak ada. Kalau droplet dibutuhkan kontak langsung. Kecuali ketika batuk," ujarnya pada Kompas.com, Kamis (9/7/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com