Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bali Jadi Tuan Rumah Pertama Aksi Pengembalian Lumba-lumba Tawanan ke Alam...

Kompas.com - 10/07/2020, 07:06 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seekor lumba-lumba bernama Rambo, dikabarkan telah dikurung di dalam kolam dangkal di sebuah hotel di Pulau Bali sejak setahun lalu.

Adapun kolam tersebut telah diklorinasi dan menyerupai air laut asli untuk tempat tinggal buatan lumba-lumba.

Dilansir dari Reuters (8/7/2020), Rambo biasanya menghibur pengunjung dari seluruh dunia dengan melakukan aksi melompat masuk ke dalam lingkaran sebagai pertunjukan hiburan.

Dalam kolam tersebut, ia tidak diperlakukan dengan baik, dan cenderung stres.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Menurut laporan World Animal Protection pada 2019, lebih dari 3.000 lumba-lumba di penangkaran di seluruh dunia sebagai bagian dari industri hiburan yang menghasilkan 5,5 miliar dollar AS per tahun atau sekitar Rp 79,483 triliun.

Namun, nasib baik berlaku pada Rambo. Seorang aktivis hewan dan pendiri Proyek Lumba-lumba (badan amal yang mengelola pusat), Ric O'Barry (80) mengatakan, saat ini mamalia tersebut telah dibawa ke pusat rehabilitasi permanen pertama di dunia.

Tempat tersebut berada di bawa proyek yang diprakarsai oleh pemerintah dan kelompok-kelompok hak asasi hewan di Bali.

"Pusat rehabilitasi itu model. Bisa diduplikasi. Dan kami juga mencoba melakukan hal tersebut di Eropa, di Italia, dan di Kreta (Yunani)," ujar O'Barry.

"Lumba-lumba akan lebih stres saat di penangkaran daripada hewan lain yang akan kita lihat di kebun binatang," lanjut dia.

Baca juga: Kasus Penyelundupan Satwa Sepanjang 2019, dari Komodo hingga Ayam Aduan

Bantuan Indonesia

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali mengamati Lumba-Lumba di Bali Exotic Marine Park, Denpasar, Bali, Selasa (28/4/2020). BKSDA Bali melakukan pemantauan di sejumlah lembaga konservasi untuk memberikan edukasi serta memastikan satwa yang ada di lembaga konservasi tetap dalam kondisi yang baik dan tetap mendapatkan perlakuan sama dengan kaidah-kaidah kesejahteraan satwa selama masa pandemi COVID-19.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali mengamati Lumba-Lumba di Bali Exotic Marine Park, Denpasar, Bali, Selasa (28/4/2020). BKSDA Bali melakukan pemantauan di sejumlah lembaga konservasi untuk memberikan edukasi serta memastikan satwa yang ada di lembaga konservasi tetap dalam kondisi yang baik dan tetap mendapatkan perlakuan sama dengan kaidah-kaidah kesejahteraan satwa selama masa pandemi COVID-19.

Dengan bantuan pihak berwenang Indonesia, aktivis telah menyelamatkan empat lumba-lumba pada tahun lalu dan membawa mereka ke pusat perawatan di sebuah teluk di pulau tropis.

Tak lama setelah itu, aktivis lumba-lumba dengan tuan rumah yakni Indonesia, mengembalikan lumba-lumba ke alam liar.

Adapun pengembalian ini bergantung pada tingkat kesehatan hewan dan kemampuan mereka untuk menangkap makanan, serta berinteraksi dengan lumba-lumba lain.

"Seringkali mereka mematikan sonar ketika mereka ditahan di penangkaran. Jadi hal itu merupakan salah satu tugas utama tim di sini untuk mempersiapkan mereka untuk kehidupan mereka di alam liar," ujar pihak yang menjalankan pusat rehabilitasi, Femke Den Haas.

Baca juga: Saat China Berencana Hentikan Perdagangan Satwa Liar akibat Virus Corona...

Diketahui, lumba-lumba menggunakan sonar untuk bernavigasi di lautan dan juga untuk berkomunikasi satu sama lain.

Sementara itu, O'Barry mengatakan, di masa lalu ia melatih lumba-lumba yang digunakan dalam serial TV "Flipper", kemudian ia berubah pikiran dan membuka cagar alam di Bali.

Pembukaan itu merupakan langkah lain untuk mengakhiri penawanan satwa.

"Sekarang ada ratusan aktivis yang menangani masalah ini. Tetapi, saat saya melakukan hal ini pada 50 tahun lalu, orang-orang pikir saya gila," imbuh dia.

Baca juga: Viral, Video Cara Mematikan Kutu dengan Raket Listrik ke Tubuh Kucing, Ini Penjelasan Dokter...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com