Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Satelit Pertama Indonesia Palapa A1 Diluncurkan

Kompas.com - 08/07/2020, 09:09 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 44 tahun yang lalu, tepatnya pada 8 Juli 1976, satelit pertama milik Indonesia diluncurkan.

Satelit tersebut bernama Satelit Palapa A1.

Satelit diluncurkan dari Cape Canaveral Kennedy Space, Amerika Serikat, pada pukul 19.30 waktu setempat atau pukul 06.30 WIB.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Satelit Terbesar Saturnus Titan Ditemukan

Dikutip Harian Kompas, Kamis (8/7/1976), peluncuran satelit itu dilakukan dengan roket NASA "Delta 2941".

Roket itu terbagi atas tiga tingkatan dan didorong 9 roket tambahan di samping roket utama.

Selama peluncuran itu prosesnya adalah tanggung jawab NASA. Setelah itu NASA menyerahkan pengawasan kepada stasiun pengendali di Glenwood, New York.

Peluncuran itu disiarkan di TVRI secara langsung. Siaran itu di-relay oleh Palembang dan stasiun Medan.

Baca juga: Helmy Yahya dan Sejarah Panjang Pendirian TVRI...

Peluncuran berjalan sempurna

Satelit Palapa merupakan salah satu satelit yang menggunakan panel surya sebagai sumber energi. Panel surya ini membungkus seluruh tubuh satelit. Arsip KOMPAS Satelit Palapa merupakan salah satu satelit yang menggunakan panel surya sebagai sumber energi. Panel surya ini membungkus seluruh tubuh satelit.

Diberitakan Harian Kompas, Sabtu (10/7/1976), System Engineer G.M. Weischadie mengatakan peluncuran berjalan sempurna dan kemungkinan kecil mengalami kegagalan.

"Semua berjalan dengan sempurna", kata dia yang merupakan seorang ahli dari Hughes yang ditempatkan di Stasiun Pengendali Utama Cibinong untuk menangani pengendalian peluncuran Satelit Palapa.

Kontak pertama terjadi pukul 07.10 WIB, sekitar 40 menit setelah peluncuran.

Dengan peluncuran itu, Indonesia menjadi negara keempat yang telah memiliki satelit sendiri. Sebelumnya ada Rusia, Kanada, dan Amerika Serikat.

Baca juga: Mengenal Amelia Hapsari, Orang Indonesia Pertama yang Jadi Juri Piala Oscar

Dalam sambutannya di Cape Canaveral, Dirut Perum Telkom Ir Willy Munandir menyatakan bahwa sistem satelit ini sangat dibutuhkan untuk mempersatukan Indonesia serta untuk memberikan pendidikan pada daerah-daerah terpencil.

Kesulitan komunikasi lewat daratan dipecahkan dengan sistem satelit itu.

Satelit Palapa mampu meng-cover sepertiga belahan bumi meliputi negara-negara ASEAN, berdaya kerja aktif untuk 7 tahun serta tahan terhadap goncangan dan perubahan suhu.

Baca juga: Perjalanan Palapa Ring, Dicetuskan Sejak 2005 hingga Diresmikan Jokowi

Alasan disebut satelit Palapa

Stasiun Pengendali Utama Satelit di Cibinong (kiri). Tampak antena TTAC (Telemetri-Tracking and Command) untuk mengendalikan satelit. Gambar kanan adalah Delta 2941, roket peluncur satelit Palapa. KOMPAS/JB SURATNO Stasiun Pengendali Utama Satelit di Cibinong (kiri). Tampak antena TTAC (Telemetri-Tracking and Command) untuk mengendalikan satelit. Gambar kanan adalah Delta 2941, roket peluncur satelit Palapa.

Dikutip Harian Kompas, Jumat 9 Juli 1976, disebut satelit Palapa karena satelit komunikasi itu memiliki peran utama mempersatukan seluruh nusantara dengan jaringan telepon, telegram, telex, dan televisi.

Namanya diambil dari Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada pada 1336 yang merupakan sumpah pemersatu nusantara.

Saat itu sistem komunikasi Indonesia masih terbilang buruk. Padahal Indonesia terdiri atas daratan dan lautan yang luas.

Baca juga: Indonesia Terserah, Kebijakan Plin-plan, dan Pembiaran Negara...

Proyek satelit komunikasi itu besar biayanya, yakni mencapai Rp 561 miliar.

Sebanyak 13 persennya untuk satelit. Lalu 82 persen untuk telepon, telex, telegram, transmisi.

Kemudian sisanya, 8 persen untuk televisi.

Proyek tersebut bukan proyek mercusuar.

Dengan diluncurkannya satelit Palapa, babak baru telekomunikasi di Indonesia dimulai.

Masyarakat Indonesia baru bisa merasakan manfaatnya 10 hari setelah peluncuran.

Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Tren
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Tren
Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Tren
Mengenal Apa Itu 'Cloud Seeding', Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Mengenal Apa Itu "Cloud Seeding", Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Tren
Warganet Sebut Insentif Prakerja Gelombang 66 Naik Jadi Rp 700.000, Benarkah?

Warganet Sebut Insentif Prakerja Gelombang 66 Naik Jadi Rp 700.000, Benarkah?

Tren
Kasus Pencurian dengan Cara Ganjal ATM Kembali Terjadi, Ketahui Cara Menghindarinya

Kasus Pencurian dengan Cara Ganjal ATM Kembali Terjadi, Ketahui Cara Menghindarinya

Tren
Rusia Tarik Pasukan yang Duduki Azerbaijan Selama 3,5 Tahun Terakhir

Rusia Tarik Pasukan yang Duduki Azerbaijan Selama 3,5 Tahun Terakhir

Tren
PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

Tren
Apakah Hari Kartini 21 April 2024 Tanggal Merah?

Apakah Hari Kartini 21 April 2024 Tanggal Merah?

Tren
Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas

Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas

Tren
Ramai soal Efek Samping Obat Sakit Kepala Picu Anemia Aplastik, Perlukah Khawatir?

Ramai soal Efek Samping Obat Sakit Kepala Picu Anemia Aplastik, Perlukah Khawatir?

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Cuaca Ekstrem 18-19 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Cuaca Ekstrem 18-19 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Apa itu Rudal Balistik | Sekolah Muhammadiyah di Luar Negeri

[POPULER TREN] Apa itu Rudal Balistik | Sekolah Muhammadiyah di Luar Negeri

Tren
Benarkah Manusia Tidak Dapat Mendengar Suara Ketika di Ruang Angkasa?

Benarkah Manusia Tidak Dapat Mendengar Suara Ketika di Ruang Angkasa?

Tren
6 Potensi Manfaat Sayur Kubis bagi Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol Jahat

6 Potensi Manfaat Sayur Kubis bagi Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com