Selain itu, Dokter dari New Jersey Dr. Jen Caudle mengatakan dia melihat pasien muda yang menderita komplikasi serius atau jangka panjang dari Covid-19.
Gejalanya termasuk stroke, sesak napas, kelelahan, atau ketidakmampuan untuk mencium dan merasakan lama setelah pulih dari virus.
Baca juga: Update Corona di ASEAN: Filipina Catatkan Kasus Harian Tertinggi
Pemeriksaan suhu tidak mendeteksi orang yang terinfeksi corona tapi tanpa gejala atau dengan gejala ringan. Mereka tidak merasa sakit tapi masih menular.
CDC memperkirakan sekitar 40 persen dari transmisi penularan virus corona merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG).
Bahkan mereka yang memiliki gejala mungkin tidak mengalami demam. Ada bukti bahwa banyak orang tua atau lansia yang mengalami komplikasi parah tapi tak mengalami demam sama sekali.
Seorang ilmuwan peneliti di University of San Francisco Jeremy Howard mengatakan meskipun perekonomian dibuka, memakai masker menjadi lebih penting.
Howard mengamati selama 4 bulan terakhir di Texas, orang-orang yang memakai masker mulai menurun seiring dibukanya kembali perekonomian.
Sekarang, kota Texas terpaksa harus menutup kembali beberapa bisnisnya, karena virus berbahaya Covid-19 bangkit lagi.
Menurut penelitian Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington, jika 95 persen orang Amerika mengenakan masker di muka umum, itu dapat mencegah 33.000 kematian pada 1 Oktober.
Baca juga: Ramai Rapid Test Dijadikan Syarat UTBK di Surabaya, Seberapa Efektif?
AS baru-baru ini melaporkan jumlah tertinggi kasus Covid-19 baru dalam satu hari dan dokter mengatakan tingkat infeksi melampaui peningkatan dalam pengujian.
Menurut seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas George Washington Dr. Jonathan Reiner kasusnya meroket hingga 40.000 kasus per hari.
Meski kasus meroket, jumlah kematian harian Covid-19 umumnya menurun. Namun dokter memperingatkan untuk jangan tertipu.
"Kami sudah agak datar mengenai tingkat kematian yang berfluktuasi antara 600-800 kematian per hari," ujar Reiner.
Pertama, kematian akibat Covid-19 sering terlambat. Diperlukan waktu hingga 2 minggu hingga gejala muncul.
Setelah itu orang mungkin tidak segera dites. Kemudian, perlu waktu lebih lama untuk kasus yang parah untuk memerlukan rawat inap.