Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Presiden Jokowi, Mandeknya Kerja Kabinet dan Kejengkelannya

Kompas.com - 29/06/2020, 08:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Hai, apa kabarmu? Semoga sehat dan dikaruniai berkat yang cukup untuk selalu berbuat baik dan terhindar dari kejengkelan-kejengkelan.

Jengkel biasanya hadir karena kita mendapati kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Bisa dua penyebabnya. Harapan kita terlalu tinggi atau upaya kita mencapai sesuatu terlalu rendah.   

Kejengkelan menghadirkan sikap tidak terima terhadap apa yang terjadi. Uring-uringan adalah turunan sikap jengkel karena belum bisa menerima kenyataan. 

Empat bulan terakhir, karena situasi yang berubah disebabkan pandemi, kita pasti kerap jengkel disertai uring-uringan. Banyak kenyataan yang kita jumpai tidak sesuai dengan harapan kita semula atau rencana sebelumnya. 

Jika kenyataan tidak bisa diperbaiki, menata kembali atau mengubah kembali harapan di sesuaikan dengan realita adalah jalan terbaiknya. Ini baik untuk kesehatan jiwa juga. Banyak hal terjadi di luar kendali kita. Semesta mengajarkan ini akhir-akhir ini.  

Oya, ngomong-ngomong soal akhir, Juni sudah masuk di pengujungnya. Juni seperti melambai-lambaikan tangan perpisahan untuk memberi tempat kepada Juli yang mengintip di depan pintu.

Tak terasa, Juni akan menghilang. Tempus fugit. Waktu seperti terbang dan saya tersadar belum banyak melakukan upaya-upaya baik di rentang waktu yang sudah terbang, pergi, dan menghilang.

Kesadaran itu menyentak juga setelah pada Minggu (28/6/2020) malam, saya menyimak video arahan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Presiden Jokowi memimpin rapat kabinet paripurna di Istana Bogor, Selasa (11/2/2020).KOMPAS.com/Ihsanuddin Presiden Jokowi memimpin rapat kabinet paripurna di Istana Bogor, Selasa (11/2/2020).
Kamu tahu bedanya rapat-rapat di Istana kan? Rapat kabinet paripurna itu rapat yang dihadiri semua anggota kabinet dan kepala lembaga negara. Jumlah pesertanya jauh lebih besar.

Saat rapat kabinet paripurna, parkiran Istana Kepresidenan mirip seperti mal besar pusat kota di akhir pekan: susah cari parkir. Satu pejabat satu sedan adalah penyebabnya. Belum mobil pengawal, mobil ajudan dan mobil pengiringnya. Padat, seperti terminal kadang-kadang.

Rapat kabinet paripurna ini berbeda dengan rapat kabinet, apalagi rapat kabinet terbatas. Selain dari sisi jumlah peserta, rapat kabinet paripurna biasanya digelar untuk mengambil keputusan.

Kembali ke arahan Presiden yang diunggah di ujung pekan di akhir bulan Juni, bulan lahirnya Presiden Jokowi.

Arahan itu menarik perhatian karena sebelumnya saya membaca berita mengenai kejengkelan Presiden kepada pembantunya, kepada pemimpin lembaga negara dan kepada pemilik otoritas di bawah kendalinya.

Arahan itu ringkas, jelas, tepat sasaran dan disampaikan dengan nada penuh ketegangan. Amat jarang mendapati kejengkelan seperti yang disampaikan pada 18 Juni 2020, tiga hari sebelum Jokowi berulang tahun.

Perlu waktu 10 hari bagi Sekretariat Presiden untuk mengunggah video itu. Ada alasan kenapa jeda diberikan cukup lama. Menurut otoritas di Istana, jeda ini muncul karena arahan Presiden tersebut awalnya bersifat tertutup. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Mycoplasma, Bakteri yang Disebut Jadi Penyebab Kasus Pneumonia Misterius di China

Mengenal Mycoplasma, Bakteri yang Disebut Jadi Penyebab Kasus Pneumonia Misterius di China

Tren
Jarang Diketahui, Ini 8 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Daun Mangga

Jarang Diketahui, Ini 8 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Daun Mangga

Tren
Link dan Cara Cek Hasil Seleksi Administrasi PLD Kemendesa 2023

Link dan Cara Cek Hasil Seleksi Administrasi PLD Kemendesa 2023

Tren
Sengkarut, Investigasi yang Menguak Sisi Tergelap Manusia

Sengkarut, Investigasi yang Menguak Sisi Tergelap Manusia

Tren
Bisakah Penumpang Kereta Ekonomi Pilih Kursi yang Tidak Hadap Mundur?

Bisakah Penumpang Kereta Ekonomi Pilih Kursi yang Tidak Hadap Mundur?

Tren
Mengenal Negara-negara Transkontinental yang Wilayahnya Ada di Dua atau Lebih Benua

Mengenal Negara-negara Transkontinental yang Wilayahnya Ada di Dua atau Lebih Benua

Tren
Cara Cek Data DTKS Sudah Terdaftar atau Belum agar Dapat Bansos

Cara Cek Data DTKS Sudah Terdaftar atau Belum agar Dapat Bansos

Tren
Fenomena 'Full-Time Children' di China, Anak Muda Pilih Tidak Kerja tapi Digaji Orangtua

Fenomena "Full-Time Children" di China, Anak Muda Pilih Tidak Kerja tapi Digaji Orangtua

Tren
Sebabkan RS Penuh, Ini Dugaan Penyebab Pneumonia Misterius di China

Sebabkan RS Penuh, Ini Dugaan Penyebab Pneumonia Misterius di China

Tren
Ramai soal Standar Ganteng Tergantung Zaman, Sosiolog: Produk Sosial dan Budaya Masyarakat

Ramai soal Standar Ganteng Tergantung Zaman, Sosiolog: Produk Sosial dan Budaya Masyarakat

Tren
Gmail dan Akun Google yang Tak Aktif Akan Dihapus pada 1 Desember 2023

Gmail dan Akun Google yang Tak Aktif Akan Dihapus pada 1 Desember 2023

Tren
Cara Daftar Face Recognition Boarding Kereta Api lewat Aplikasi Access by KAI

Cara Daftar Face Recognition Boarding Kereta Api lewat Aplikasi Access by KAI

Tren
AC atau Kipas Angin, Mana yang Lebih Baik bagi Kesehatan? Ini Risetnya

AC atau Kipas Angin, Mana yang Lebih Baik bagi Kesehatan? Ini Risetnya

Tren
Tidak Dianjurkan Resign Kurang dari Setahun Kerja, Ini Risiko dan Cara Aman Melakukannya

Tidak Dianjurkan Resign Kurang dari Setahun Kerja, Ini Risiko dan Cara Aman Melakukannya

Tren
SWDKLLJ Disebut Bisa Dicairkan hingga Rp 50 Juta, Ini Penjelasan Jasa Raharja

SWDKLLJ Disebut Bisa Dicairkan hingga Rp 50 Juta, Ini Penjelasan Jasa Raharja

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com