Pada awal pandemi, Menteri Kesehatan menyatakan bahwa kekuatan doa akan melindungi negara dari virus corona.
Ditambah dengan Presiden Joko Widodo mengakui adanya informasi yang telah disembunyikan dari publik untuk menghindari bahaya.
Ada banyak penguncian yang tertunda, larangan bagi orang yang mudik, tingkat pengujian buruk, dan saat ini pelonggaran pembatasan saat jumlah kasus meningkat.
Butuh waktu hingga 2 Maret sampai Indonesia mengakui kasus pertama Covid-19 di negaranya. Meskipun banyak bukti awal menyatakan bertentangan dengan itu.
Pemerintah sekarang memiliki dua pilihan, yakni mengambil langkah-langkah yang jauh lebih kuat untuk menghentikan penyebaran penyakit, termasuk meningkatkan pengujian dan menerapkan kembali penguncian, atau terus bertabrakan dengan mengorbankan nyawa.
Baca juga: Alasan Singapura Tak Rekomendasikan Dexamethasone sebagai Obat Covid-19