KOMPAS.com - Pandemi virus corona yang merebak sejak awal tahun ini masih terus berlangsung di sebagian besar negara di dunia.
Sebagian negara dianggap berhasil mengendalikan penyebaran wabah dan menekan angka infeksi, tetapi banyak pula negara yang masih mengalami peningkatan kasus baru dengan angka harian yang cukup signifikan.
Belum selesai pandemi secara keseluruhan, ancaman infeksi gelombang kedua virus corona muncul dan menimbulkan kekhawatiran tersendiri.
Apalagi, saat ini sudah mulai banyak negara yang melonggarkan aturan dan kembali membuka kegiatan ekonomi, bangkit dari keterpurukan akibat wabah beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Sri Mulyani: Saya Berdoa Tidak Terjadi Gelombang Kedua Covid-19
Melansir South China Morning Post (SCMP), Minggu (21/6/2020), ada beberapa negara yang dinilai paling berisiko untuk mengalami gelombang kedua atau second wave dari Covid-19.
Presiden Asia-Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection, Paul Ananth Tambyah, menyebutkan, negara yang paling berisiko untuk mengalami gelombang kedua Covid-19 adalah negara yang memiliki kasus penularan lokal secara berkelanjutan.
Kasus penularan lokal ini terjadi dalam angka yang cukup tinggi, di kisaran ratusan hingga ribuan kasus per harinya.
"Meskipun bisa dibilang sekarang ini masih ujung dari gelombang pertama, namun ada banyak rantai penularan di berbagai negara yang belum terputus," kata Tambyah.
Untuk wilayah Asia, negara dengan karakteristik itu adalah India.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan