Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Bahaya Penyakit Lambung karena Pola Makan Tidak Sehat

Kompas.com - 22/06/2020, 14:06 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Ari membantah bahwa mengkonsumsi mie instan menjadi penyebab utama sakit lambung. Menurutnya konsumsi mie instan tidak menjadi masalah selama diatur dengan baik.

"Ketidakteraturan makan bisa menyebabkan maag, itu betul. Misalnya dia makan pagi, siang tidak, kemudian tengah malam makan lagi. Ketidakteraturan makan itu bisa mengganggu maag," kata Ari.

Meski demikian, ia menyebut bahwa konsumsi mie instan secara berlebih memang tidak sehat, tetapi hal tersebut bukan satu-satunya faktor timbulnya penyakit pada lambung.

Memang selain mengonsumsi mie instan, pemilik akun itu mengaku sering minum kopi, minum soda, makan-makanan pedas, dan juga makanan ringan kemasan.

"Kalau itu sudah jelas, itu yang saya sebut sebagai multi-faktor. Minum kopi itu merangsang asam lambung, makanan ringan banyak zat kimia di situ, soda kalau terlalu berlebihan juga jadi masalah," kata Ari.

Rebahan

Sementara itu menurut Ari rebahan atau bahkan tidur setelah makan memang akan menyebabkan masalah pada lambung.

Ari juga menjelaskan bahwa penyakit lambung masih bisa disembuhkan. Tentu setelah menjalani perawatan terlebih dahulu.

Menurut Ari yang perlu digarisbawahi adalah bahwa mie instan bukanlah penyebab seseorang mengalami penyakit lambung. Namun, ada berbagai faktor penyebab termasuk gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok.

Baca juga: Bukan Cuma Makanan, Stres Juga Bisa Bikin Sakit Lambung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ratusan Kerbau di OKI Mati Terkena Penyakit Ngorok, Apa Itu?

Ratusan Kerbau di OKI Mati Terkena Penyakit Ngorok, Apa Itu?

Tren
Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Tren
5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

Tren
Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Tren
Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Tren
Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Tren
OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

Tren
Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Tren
KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

Tren
Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Tren
Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Tren
Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Tren
Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Tren
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Tren
Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com