Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Kelompok Usia di Bawah 20 Tahun Lebih Mungkin Terpapar Covid-19

Kompas.com - 16/06/2020, 21:01 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Temuan dalan Jurnal Nature Medicine menjelaskan, orang-orang di bawah usia 20 tahun lebih mungkin terpapar Covid-19 dibandingkan kelompok usia lainnya.

Temuan yang terbit dalam Jurnal Nature Medicine, Selasa (16/6/2020) menunjukkan bahwa empat dari lima anak muda yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.

Penelitian tersebut dapat memberikan pertimbangan pemerintah dalam menentukan langkah selanjutnya di bawah tekanan untuk membuka kembali sekolah dan perguruan tinggi.

Dikutip dari AFP, Selasa (16/6/2020), para ahli dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine mengembangkan model transmisi Covid-19 berbasis usia berdasarakan data dari enam negara, yaitu China, Italia, Jepang, Singapura, Kanada, dan Korea Selatan.

Baca juga: UPDATE Corona Luwu Utara 16 Juni: 45 Positif, 32 Sembuh, 1 Meninggal Dunia

Mereka juga memperhitungkan penelitian sebelumnya tentang perkiraan tingkat infeksi dan tingkat keparahan gejala.

Peneliti memperkirakan bahwa kelompok usia di bawah 20-an tahun berada pada setengah risiko infeksi virus corona daripada di atas 20-an.

Dalam riset itu, mereka menemukan variasi yang luas dalam kasus-kasus simptomatis yang dikaitkan dengan kelompok usia.

Variasi tersebut adalah 21 persen dari mereka yang berusia 10 hingga 19 tahun cenderung menunjukkan gejala dibandingkan dengan 69 persen dari usai di atas 70-an tahun.

Baca juga: Positif Virus Corona, Istri Presiden Ukraina Masuk Rumah Sakit

Penutupan sekolah hanya sedikit berpengaruh cegah corona 

Para peneliti kemudian melakukan simulasi virus corona di 146 ibu kota di seluruh dunia untuk melihat apa efek penutupan sekolah terhadap penyebaran virus.

Tak seperti wabah influenza yang banyak berkurang saat sekolah ditutup, para peneliti menemukan bahwa pentupan sekolah hanya sedikit berpengaruh dalam menghentikan penyebaran Covid-19.

"Apakah akan membuka kembali sekolah atau tidak adalah pertanyaan yang rumit. Kami telah menyediakan beberapa bukti yang menunjukkan indikasi penurunan kerentanan Covid-19 pada anak-anak," kata Rosalind Eggo, salah seorang peneliti.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa gejala Covid-19 cenderung lebih parah pada pasien yang lebih tua.

Baca juga: Bertambah 171 Pasien Baru Positif Corona, Kalsel Tembus 2.123 Kasus

Hanya ada sedikit kasus yang dikonfirmasi pada anak-anak, meski apakah hal itu disebabkan oleh sedikit orang muda yang terinfeksi atau secara proporsional lebih sedikit menunjukkan gejala.

Nicholas Davies yang turut menulis penelitian ini mengatakan, riset tersebut untuk melihat berbagai skenario pada anak-anak yang mungkin membawa virus tanpa disadari.

"Kami tidak dapat memperkirakan secara pasti seberapa umum kasus asimptomatis yang menular dibandingkan dengan kasus simtomatis," kata Nicholas.

"Tetapi ada beberapa bukti terbatas bahwa individu tanpa gejala kurang menular daripada individu yang sepenuhnya bergejala dan tentu saja ada cukup banyak bukti yang menunjukkan bahwa individu tanpa gejala dan pra-gejala jelas berpotensi menular," kata dia. 

Para peneliti menyebut pemodelan mereka dapat memiliki implikasi untuk kemungkinan efektivitas penutupan sekolah dalam penanganan Covid-19 yang mungkin kurang efektif daripada infeksi pernapasan lainnya.

Baca juga: Efektif pada Hewan, Vaksin Corona asal Inggris Mulai Dites pada Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com