Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Tumben Mencari Sinonim Tumben "Gegara" Corona

Kompas.com - 15/06/2020, 10:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


PADA masa puncak pagebluk Corona industri berat mati suri sementara mobil dan pesawat terbang berhenti lalu lalang drastis mengurangi emisi polusi udara, saya terkejut ketika melihat langit cerah.

Maka di dalam sanubari saya nyeletuk, “Tumben langitnya biru!”

Pada saat itu pula saya tersadar ternyata saya secara spontan mengucap kata “tumben” pada saat daya-penginderaan saya menangkap sesuatu yang tidak lazim

Sinonim

Pagebluk Corona memberi saya banyak waktu untuk mempelajari berbagai bidang kehidupan manusia termasuk bahasa di mana di dalamnya ada apa yang disebut sebagai sinonim.

Sinonim adalah kata yang memiliki bentuk yang berbeda akan tetapi memiliki arti atau pengertian yang sama dengan kata yang lain.

Sinonim bisa juga disebut sebagai persamaan kata atau padanan kata.

Misalnya sinonim kata buruk adalah jelek meski sebenarnya makna kata buruk beda dari jelek dalam hal buruk lebih cenderung sifat sesuatu yang abstrak seperti sikap dan perilaku sementara jelek lebih cenderung ke visual seperti lukisan itu jelek.

Di dunia musik, buruk bisa diganti dengan sumbang sementara di ranah aroma, buruk bisa diganti dengan busuk.

Namun ada pula kata yang tidak memiliki sinonim dalam bentuk satu kata saja, misalnya tumben.

Makna

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tumben bermakna 1) mula-mula sekali: tumben dia baru minum jamu; 2) ganjil benar kali ini (tidak sebagai biasa atau menyalahi dugaan): tumben malam-malam begini keluar, ada apa sih!

Tanpa sedikit pun mengurangi rasa hormat kepada KBBI sebagai rujukan utama saya dalam berbahasa Indonesia, terus terang saya dengan daya tafsir bahasa dangkal yang saya miliki merasa lebih mantap terhadap pemaknaan nomor 2 ketimbang nomor 1 tentang tumben.

Apabila kita cermati pemaknaan KBBI terhadap kata tumben maka dapat disimpulkan bahwa kata tumben tidak memiliki sinonim dalam bentuk hanya satu kata saja.

Menarik adalah fakta bahwa kata tumben memiliki padanan kata dalam bahasa Jawa dalam bentuk hanya satu kata saja yaitu kadingaren mau pun bahasa Sunda yaitu sinarieun.

Sementara masyarakat Bali juga tidak merasa perlu kata tumben diganti kata lain. Semisal kata tumben dalam kalimat bahasa Bali: Tiang nembe tumben ke Bali. Atau, dalam peribahasa Bali: Buta tumben kedat, suksmanipun.

Tampaknya kata tumben yang berakar pada lahan kebudayaan Nusantara memang dianggap perlu sinonim satu kata saja oleh masyarakat berhasil Jawa, Sunda dan Bali yang termasuk di dalam peta geokultural Nusantara.

Geokultural

Hipotesa peta geokultural sebagai lahan penyemaian kebudayaan termasuk bahasa tampaknya tidak terlalu keliru.

Terbukti saya gagal menemukan padanan kata terdiri sesama satu kata terhadap kata tumben di Bahasa Inggris yang tidak termasuk kebudayaan Nusantara.

Maksimal kata tumben diganti dengan kata lebih dari satu seperti misalnya “Not as usual” atau bahkan dengan diselipi kata “being” seperti “tumben dia disiplin” diterjemahkan menjadi “he is being diciplined”, sementara padanan kata “tumben”nya sendiri tidak ada .

Kata “tumben” dalam bahasa Jerman yang secara geokultural segolongan dengan Inggris gagal saya temukan karena seluruh kamus Indonesia-Jerman yang saya miliki inklusif yang lewat Mbah Google menjawab “tumben nicht gefunden”.

Beruntung saya punya saudara sepupu, Monika Suprana yang sejak tahun 60-an abad XX tinggal di Jepang.

Dari Ibu Monika serta putri beliau, Ayumi Furuhata, saya memperoleh informasi bahwa orang Jepang memaknakan “tumben” dalam arti sesuatu yang jarang ada atau jarang ditemukan.

Ada dua kata bahasa Jepang untuk “tumben” yaitu mezurashii dan mezurashiku. Tergantung dari kalimatnya bentuknya berubah karena tata bahasanya namun artinya tetap sama: mezurashii ne = Tumben ya, sementara mezurashiku kare wa uchi ni iru = Tumben dia ada di rumah.

Tampaknya Jepang yang terletak di kawasan Asia memiliki kemiripan sikap berbahasa dengan Indonesia yang juga terletak di kawasan Asia.

Memang benar bahwa gegara Corona maka tumben saya mencari sinonim tumben.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com