KOMPAS.com - Maroko terus berada di jalur yang benar dalam penanganan virus corona, seiring kehidupan sosial ekonomi mulai normal kembali.
Dalam 24 jam terakhir, Negeri Matahari Terbenam itu hanya melaporkan 61 kasus baru, nol kasus kematian, dan 10 pasien sembuh.
Dengan tambahan itu, Maroko total mencatat 8.132 kasus infeksi dengan 208 kematian dan 7.278 pasien dinyatakan sembuh.
Baca juga: Update Corona di Dunia 7 Juni: 6,9 Juta Infeksi | Kasus Covid-19 India Lampaui Italia
Tingkat kesembuhan pasien virus corona di negara itu hampir mencapai 90 persen, termasuk di antara yang tertinggi di dunia.
Dikutip dari Sky News Arabia, Minggu (7/6/2020), Koordinator Pusat Nasional untuk Darurat Kesehatan Masyarakat Muadz Mrabet mengatakan, tingkat kematian di Maroko stabil pada 2,6 persen, lebih rendah dari rata-rata global yang mencapai 5,9 persen.
Sementara tingkat kesembuhan di Maroko jauh di atas rata-rata global pada 48,3 persen dan Afrika yang mencapai 43,9 persen.
Negara itu secara perlahan memulai kembali aktivitasnya setelah Idul Fitri dengan mengizinkan kafe dan restoran beroperasi kembali, meski secara terbatas.
Warga Maroko kini tengah menunggu keputusan pemerintah soal kelanjutan karantina negara pada 10 Juni mendatang.
Otoritas Maroko telah menerapkan penguncian sejak 20 Maret dengan menutup seluruh perbatasan, sekolah, masjid, dan pelayanan umumnya.
Selain itu, pemerintah juga menggunakan klorokuin untuk menyembuhkan pasien sejak kasus infeksi awal.
Meski penggunaan klorokuin kini tengah menjadi perdebatan dunia dan membuat WHO menghentikan uji klinisnya, Maroko memutuskan untuk tetap menggunakan obat itu dalam penyembuhan pasien.
Baca juga: Bagaimana Sejumlah Negara Merespons Krisis Ekonomi akibat Covid-19?
Dokter spesialis pernapasan Fatimah az-Zahra mengatakan, meningkatnya angka kesembuhan di negaranya sudah dipresiksi sebelumnya.
Hal itu disebabkan oleh bertambahnya jumlah tes secara signifikan setelah mendapatkan alat deteksi dalam jumlah banyak dan mengedarkannya ke sejumlah laboratorium.
Terkait efektifitas penggunaan klorokuin, ia pun mengaku kesulitan untuk menjelaskannya, di tengah bayang-bayang hasil penelitian yang justru bertentangan.
Menurutnya, kasus infeksi di Maroko saat ini tidak begitu mengkhawatirkan karena banyak didominasi oleh pasien tanpa gejala. Namun, semua pihak untuk terus waspada dan mengantisipasi adanya gelombang kedua.
Seorang dokter yang telah menghabiskan 15 tahun dalam menekuni bidang epidemiologi, Said Muzakki menyebut empat hal yang membuat Maroko sukses mengendalikan virus corona.
Empat hal itu adalah respon cepat pemerintah dalam mencegah penyebaran, keterlibatan aktif warga Maroko, peran penting staf medis, dan mengikuti protokol kesehatan Profesor Didier Raoulette.
Didier Raoulette merupakan seorang ilmuwan Perancis yang karyanya berada dalam garis depan dalam mempromosikan klorokuin untuk pasien virus corona.
"Saya percaya bahwa semua faktor itu memainkan peran penting dan berkontribusi dalam apa yang telah kita capai hari ini," kata Said.
Jika melihat kasus di Maroko berdasarkan indikator epidemiologi, ia memastikan bahwa negara itu telah mampu mengendalikan virus corona.
Baca juga: Ilmuwan Ragukan Penelitian soal Hidroksiklorokuin, WHO Lanjutkan Uji Coba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.