Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persentase Sembuh Pasien Corona di Maroko Hampir 90 Persen, Apa Rahasianya?

Kompas.com - 07/06/2020, 09:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Maroko terus berada di jalur yang benar dalam penanganan virus corona, seiring kehidupan sosial ekonomi mulai normal kembali.

Dalam 24 jam terakhir, Negeri Matahari Terbenam itu hanya melaporkan 61 kasus baru, nol kasus kematian, dan 10 pasien sembuh.

Dengan tambahan itu, Maroko total mencatat 8.132 kasus infeksi dengan 208 kematian dan 7.278 pasien dinyatakan sembuh.

Baca juga: Update Corona di Dunia 7 Juni: 6,9 Juta Infeksi | Kasus Covid-19 India Lampaui Italia

Kesembuhan hampir 90 persen

Tingkat kesembuhan pasien virus corona di negara itu hampir mencapai 90 persen, termasuk di antara yang tertinggi di dunia.

Dikutip dari Sky News Arabia, Minggu (7/6/2020), Koordinator Pusat Nasional untuk Darurat Kesehatan Masyarakat Muadz Mrabet mengatakan, tingkat kematian di Maroko stabil pada 2,6 persen, lebih rendah dari rata-rata global yang mencapai 5,9 persen.

Sementara tingkat kesembuhan di Maroko jauh di atas rata-rata global pada 48,3 persen dan Afrika yang mencapai 43,9 persen.

Negara itu secara perlahan memulai kembali aktivitasnya setelah Idul Fitri dengan mengizinkan kafe dan restoran beroperasi kembali, meski secara terbatas.

Warga Maroko kini tengah menunggu keputusan pemerintah soal kelanjutan karantina negara pada 10 Juni mendatang.

Penguncian sejak 20 Maret

Otoritas Maroko telah menerapkan penguncian sejak 20 Maret dengan menutup seluruh perbatasan, sekolah, masjid, dan pelayanan umumnya.

Selain itu, pemerintah juga menggunakan klorokuin untuk menyembuhkan pasien sejak kasus infeksi awal.

Meski penggunaan klorokuin kini tengah menjadi perdebatan dunia dan membuat WHO menghentikan uji klinisnya, Maroko memutuskan untuk tetap menggunakan obat itu dalam penyembuhan pasien.

Baca juga: Bagaimana Sejumlah Negara Merespons Krisis Ekonomi akibat Covid-19?

Dokter spesialis pernapasan Fatimah az-Zahra mengatakan, meningkatnya angka kesembuhan di negaranya sudah dipresiksi sebelumnya.

Hal itu disebabkan oleh bertambahnya jumlah tes secara signifikan setelah mendapatkan alat deteksi dalam jumlah banyak dan mengedarkannya ke sejumlah laboratorium.

Terkait efektifitas penggunaan klorokuin, ia pun mengaku kesulitan untuk menjelaskannya, di tengah bayang-bayang hasil penelitian yang justru bertentangan.

Menurutnya, kasus infeksi di Maroko saat ini tidak begitu mengkhawatirkan karena banyak didominasi oleh pasien tanpa gejala. Namun, semua pihak untuk terus waspada dan mengantisipasi adanya gelombang kedua.

Rahasia sukses Maroko

Seorang dokter yang telah menghabiskan 15 tahun dalam menekuni bidang epidemiologi, Said Muzakki menyebut empat hal yang membuat Maroko sukses mengendalikan virus corona.

Empat hal itu adalah respon cepat pemerintah dalam mencegah penyebaran, keterlibatan aktif warga Maroko, peran penting staf medis, dan mengikuti protokol kesehatan Profesor Didier Raoulette.

Didier Raoulette merupakan seorang ilmuwan Perancis yang karyanya berada dalam garis depan dalam mempromosikan klorokuin untuk pasien virus corona.

"Saya percaya bahwa semua faktor itu memainkan peran penting dan berkontribusi dalam apa yang telah kita capai hari ini," kata Said.

Jika melihat kasus di Maroko berdasarkan indikator epidemiologi, ia memastikan bahwa negara itu telah mampu mengendalikan virus corona.

Baca juga: Ilmuwan Ragukan Penelitian soal Hidroksiklorokuin, WHO Lanjutkan Uji Coba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com