Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Bulan Wabah Corona, Apa Saja yang Sudah Diketahui Para Peneliti?

Kompas.com - 06/06/2020, 13:29 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Gejala pertama infeksi biasanya berupa batuk dan sesak napas. Tetapi pada bulan April, CDC menambah daftarnya:

  • sakit tenggorokan
  • demam
  • kedinginan
  • nyeri otot
  • gangguan pencernaan, seperti diare dan mual.

Tanda lainnya yang bisa terjadi adalah berkurangnya indera penciuman dan indera perasa seseorang.

Pada beberapa kasus remaja dan dewasa awal ada yang muncul tanda ruam merah dan ungu yang menyakitkan pada jari tangan serta kaki.

Virus ini bisa menyebabkan penyakit berat seperti pneumonia dan sindrom gangguan pernapasan akut.

Tingkat oksigen dalam darah merosot dan pasien mungkin mendapatkan oksigen tambahan atau ditempatkan pada mesin, yang disebut ventilator, untuk membantu mereka bernafas.

Tapi bahkan tanpa gangguan paru-paru, penyakit ini dapat menyebabkan cedera pada ginjal, jantung, atau hati.

Pasien yang sakit kritis cenderung mengalami pembekuan darah yang berbahaya di kaki dan paru-paru. Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini memicu stroke iskemik.

Itu menyebabkan tersumbatnya arteri yang memasok darah ke otak. Bisa juga menyebabkan gangguan otak, seperti perubahan status mental atau ensefalopati.

Kematian dapat terjadi karena gagal jantung, gagal ginjal, gagal organ multipel, gangguan pernapasan atau syok.

Baca juga: Golongan Darah A Lebih Rentan, Ini Penelitian antara DNA dan Covid-19

5. Penularan dari permukaan benda bukan yang utama

Banyak orang khawatir bahwa dengan menyentuh permukaan yang telah terkena droplets atau tetesan dari orang yang terinfeksi bisa menyebabkan mereka tertular virus.

Dengan catatan setelah menyentuh permukaan itu mereka menyentuh mulut, hidung, atau mata mereka.

Kekhawatiran itu muncul setelah ditemukan bahwa virus dapat bertahan di permukaan benda.

Menurut studi di The New England Journal of Medicine pada bulan Maret, virus dapat bertahan di permukaan plastik dan baja hingga 3 hari. Sementara itu di kardus hingga 24 jam.

Studi lain melaporkan menemukan virus di ventilasi udara di kamar rumah sakit, mouse komputer, pegangan tangan, dan gagang pintu.

Tetapi yang bisa diketahui sekarang adalah tidak ada penelitian yang menguji virus hidup, hanya jejak bahan genetiknya.

Ilmuwan lain mengomentari studi ini bahwa virus pada permukaan mungkin terdegradasi lebih cepat.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan sejak Maret bahwa permukaan yang terkontaminasi tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus.

Penyebaran utama virus ini diperkirakan adalah menghirup secara langsung tetesan yang dilepaskan orang terinfeksi saat batuk, bersin, bernyanyi, atau berbicara.

Baca juga: 7 Negara di Dunia yang Akan Buka Pariwisata, Indonesia Salah Satunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com