Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Penggunaan Masker dan Jaga Jarak Kurangi Risiko Tertular Virus Corona

Kompas.com - 04/06/2020, 06:14 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Penelitian paling komprehensif hingga saat ini menemukan bahwa pembatasan jarak fisik dan pemakaian masker adalah dua cara terbaik untuk mencegah penularan virus corona penyebab Covid-19.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal medis Lancet, Senin (1/6/2020), menemukan, orang-orang harus berjarak sedikitnya 1 meter atau lebih.

Melansir CNN, dari tinjauan berbagai penelitian yang telah diterbitkan dan didanai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat tiga temuan utama.

Berikut tiga temuan utama tersebut:

  • Pembatasan jarak fisik
    Kemungkinan transmisi pada jarak kurang dari 1 meter adalah 12,8 persen. Potensi ini turun menjadi 2,6 persen pada jarak lebih dari 1 meter. Sementara, pada jarak 2 meter bisa disebut lebih aman. Namun, keakuratan hasil temuan ini disebut "moderat".

  • Masker wajah
    Peluang penularan tanpa masker wajah atau respirator (seperti masker N95) adalah 17,4 persen. Peluang itu turun menjadi 3,1 persen saat masker digunakan. Keakuratan hasil temuan ini disebut "rendah".

  • Pelindung mata
    Peluang penularan tanpa pelindung mata adalah 16 persen, kemungkinan tersebut turun menjadi 5,5 persen dengan pemakaian pelindung mata seperti kacamata. Namun, keakuratan hasil temuan ini disebut "rendah."

Para peneliti mengamati 172 studi observasional di 16 negara dan enam benua, termasuk studi dalam perawatan kesehatan dan penataan masyarakat.

Mereka tidak menggunakan metode uji coba terkontrol secara acak karena hampir mustahil diterapkan untuk mempelajari penularan infeksi pada setiap orang.

Para peneliti di universitas di seluruh dunia menganalisis studi dari wabah Covid-19, virus SARS dan (MERS), yang berasal dari keluarga virus yang sama.

Sebagian besar negara di seluruh dunia telah meregulasikan langkah-langkah sederhana yang telah disebut sebelumnya untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Namun, bukti ilmiah terkadang tidak selalu jelas dan dalam kasus masker, kadang-kadang bertentangan.

Meski demikian, semua ahli sepakat tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun secara menyeluruh dan teratur.

Baca juga: Studi di AS: Jumlah Pasien Covid-19 Berusia Muda Semakin Meningkat

Penemuan penting

Pengunjung mengenakan masker, mengantre dengan aturan pembatasan jarak (physical distancing) saat hendak masuk ke taman hiburan Disneyland, Shanghai, China, yang baru dibuka kembali, Senin (11/5/2020). Shanghai Disneyland resmi kembali dibuka setelah ditutup selama 4 bulan akibat pandemi virus corona.AFP/HECTOR RETAMAL Pengunjung mengenakan masker, mengantre dengan aturan pembatasan jarak (physical distancing) saat hendak masuk ke taman hiburan Disneyland, Shanghai, China, yang baru dibuka kembali, Senin (11/5/2020). Shanghai Disneyland resmi kembali dibuka setelah ditutup selama 4 bulan akibat pandemi virus corona.
Para peneliti menyebutkan, hasil tinjauan tersebut memperkuat pentingnya penerapan kebijakan jarak fisik setidaknya 1 meter atau lebih.

Tim peneliti, yang dipimpin oleh Holger Schünemann dari McMaster University di Kanada, mengungkapkan, informasi tersebut juga dapat digunakan untuk menginformasikan model yang memprediksi penyebaran penyakit dan membantu dengan skema pelacakan kontak.

Trish Greenhalgh, seorang profesor Layanan Kesehatan Perawatan Primer di Universitas Oxford yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menilai, semua hasil ini belum sepenuhnya pasti.

Namun, pesan yang bisa diambil adalah, langkah-langkah fisik tersebut efektif dalam mencegah Covid-19.

"Ini adalah langkah besar ke depan dalam pengetahuan kami, karena meta-analisis sebelumnya terutama didasarkan pada pencegahan influenza dan penyakit lain, yang tidak berperilaku sama dengan virus Covid-19," kata dia kepada Science Media Center di London.

Baca juga: Meninggal karena Menggunakan Masker Saat Olahraga, Benarkah Demikian?

"Dalam ketiga pertanyaan, bukti yang ada tampaknya mendukung. Misalnya, berjarak 1 meter dari orang lain tampaknya mengurangi kesempatan Anda untuk terkena Covid-19 sebesar 80 persen. Mengenakan masker mengurangi risiko Anda hingga 85 persen, dan mengenakan kacamata atau pelindung wajah tampaknya mengurangi risiko hingga 78 persen," kata Greenhalgh.

Sementara, seperti diketahui, rekomendasi terakhir WHO adalah, menyarankan semua orang, baik sehat maupun sakit untuk menggunakan masker.

Hal ini karena ditemukan banyaknya orang tanpa gejala yang ternyata terinfeksi virus corona.

Oleh karena itu, penggunaan masker oleh semua orang dianggap menjadi salah satu langkah pencegahan yang efektif.

Kebijakan setiap negara

Ilustrasi new normalSHUTTERSTOCK/ MIA Studio Ilustrasi new normal
Profesor kesehatan di Universitas Edinburgh, Linda Bauld, mengatakan, pertanyaannya, bagaimana seharusnya pemerintah dan masyarakat menafsirkan hasil ini.

"Temuan pertama dan mungkin yang paling berguna adalah masalah jarak fisik. Ada banyak keluhan bahwa panduan di Inggris pada jarak 2 meter itu berlebihan karena lebih dari di negara lain," kata Linda kepada Science Media Center.

"Tapi tinjauan ini mendukungnya. Mempertahankan jarak ini kemungkinan akan mengurangi risiko dibandingkan dengan 1 meter. Dengan demikian, jika memungkinkan, ini adalah jarak yang harus digunakan peritel dan pengusaha karena lebih banyak tempat dan tempat kerja dibuka kembali di masa depan," kata Bauld.

Baca juga: Amankah Pakai Masker Saat Olahraga? Ini Jawaban Dokter

Meskipun bukti terkait efektivitas masker masih rendah, Bauld menyarankan pemerintah untuk mewajibkan pemakaian masker.

Terutama, ketika berada di transportasi umum maupun ruang publik, termasuk memakai masker dalam ruangan yang menerapkan pembatasan jarak fisik.

Untuk petugas layanan kesehatan, penelitian ini menemukan bahwa masker N95 dan masker tipe respirator lainnya mungkin memberikan perlindungan yang lebih besar dari penularan virus dibandingkan dengan masker bedah atau masker katun atau kasa berlapis.

Meski demikian, Greenhalgh menyebut, tinjauan ini tidak melihat efek dari pemakaian masker untuk melindungi orang lain.

Dia mengatakan, masyarakat umum harus mengenakan masker kain, sementara masker respirator hanya digunakan oleh pekerja perawatan kesehatan.

Penelitian ini juga menekankan, meskipun semua metode tersebut digunakan dan digabungkan dengan benar, namun hal tersebut tidak memberikan perlindungan lengkap.

Justru langkah-langkah dasar seperti mencuci tangan sangat penting untuk mengurangi penularan.

Baca juga: Pengguna dan Pengemudi Grab Boleh Batalkan Pesanan Jika Ada yang Tak Pakai Masker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com