Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak yang Mulai Melirik Sepeda, Transportasi Aman Selama Pandemi Covid-19

Kompas.com - 03/06/2020, 16:35 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di masa pandemi ini, masyarakat dunia memang diimbau untuk sebisa mungkin menghindari menggunakan trasnportasi umum.

Dalam transportasi umum seperti kereta, bus, kapal laut, atau pesawat terbang, seseorang akan bertemu dengan banyak penumpang dan tidak saling mengetahui latar belakang masing-masing.

Apakah mereka menjalankan protokol kesehatan Covid-19, apakah mereka tidak memiliki kontak dengan penderita Covid-19, apakah mereka dalam kondisi yang bebas dari virus?

Baca juga: Letusan Gunung di Indonesia Ini Ilhami Penemuan Sepeda 200 Tahun Lalu

Belum lagi dengan fasilitas tempat duduk, toilet, dan segala yang ada di dalam moda transportasi umum itu yang dipakai secara bergantian antar penumpang satu dan lainnya.

Tidak ada yang mengetahui dengan persis apakah kita bisa aman dari penularan virus apabila berada di transportasi umum tersebut.

Melihat kondisi saat ini, dunia mulai memikirkan alternatif transportasi yang aman untuk digunakan oleh masyarakat, apabila masa pandemi ini masih berlangsung lama.

Beralih ke sepeda

Dikutip dari Euronews, Rabu (3/6/2020), masyarakat Eropa mulai banyak yang beralih menggunakan sepeda untuk akomodasi transportasi sehari-hari.

Menggunakan sepeda dapat menghindarkan mereka dari ramainya transportasi publik selama pandemi ini belum berakhir.

Masyarakat yang belum memiliki sepeda pun banyak yang berbondong-bondong ke toko sepeda untuk membelinya.

Salah satu pemilik toko sepeda mengaku permintaan sepeda saat ini setiap minggunya bisa mencapai 15 unit per minggunya, padahal sebelum Covid-19 merebak rata-rata penjualan hanya 5 unit sepeda per minggu.

Bahkan, saking tingginya permintaan sepeda saat ini banyak toko yang tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Baca juga: Hari Sepeda Sedunia dan Perubahan Gaya Hidup di Tengah Pandemi...

Akhirnya, banyak juga yang memilih untuk memperbaiki sepeda yang sudah rusak, daripada harus kesulitan mendapatkan satu yang baru.

Bengkel pun saat ini kebanjiran permintaan perbaikan sepeda, dari biasanya pelanggan hanya perlu menunggu 2 hari untuk mendapatkan kembali sepedanya, kini waktu tunggu bisa mencapai 1,5 bulan hingga akhirnya sepeda rusak selesai diperbaiki.

Ramah lingkungan

Sepeda memang dikenal sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan, sehingga bisa dikatakan tidak ada satu pun kota yang melarang keberadaan sepeda ini.

Misalnya Pemerintah Perancis. Mereka memberikan imbalan sebesar 50 Euro atau hampir Rp 800.000 pada orang-orang yang memperbaiki sepedanya, kemudian menggunakan dan mempromosikan sepeda sebagai transportasi publik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com