Dilansir dari Ekspedisi Cincin Api Kompas, 3 Oktober 2018, pada tahun tersulit itu, seorang Jerman bernama Karl Drais membuat alat sederhana beroda dua dari bahan kayu yang kemudian diberi nama draisine.
Satu-satunya cara untuk mengendarai sepeda ini adalah dengan menjejakkan kaki ke tanah agar draisine mau meluncur.
Karena itulah, alat ini juga disebut hobby horse, merujuk pada arti ”kuda-kudaan” karena tujuan alat ini adalah menggantikan kerja kuda.
Penemuan ini merupakan titik awal prinsip keseimbangan sepeda modern. Draisine menjadi sepeda pertama yang didaftarkan hak patennya pada 1818.
Baca juga: Sejarah Gunung Anak Krakatau dan Letusan Terdahsyat 1833 yang Menewaskan 36.417 Orang...
Sementara itu, ketakutan masyarakat akan tertular virus corona saat naik transportasi umum membuat sepeda menjadi salah satu alternatif alat transportasi di seluruh dunia.
Dilansir BBC, Kamis (7/5/2020), di Inggris penjualan sepeda meningkat 200 persen. Orang-orang yang bekerja untuk layanan darurat berbondong-bondong memesan sepeda.
Permintaan sepeda untuk mobilitas dan olahraga juga meningkat di seluruh daratan Inggris.
Salah satu toko sepeda, Broadribb Cycles Bicester dapat menjual hingga 50 sepeda setiap harinya dan melihat peningkatan permintaan untuk servis.
Seebuah jajak pendapat baru-baru ini dari consultants SYSTRA menunjukkan 61 persen orang Inggris takut mengambil transportasi umum pasca-lockdown.
Baca juga: Plus Minus Wacana Pembukaan Sekolah di Tengah Pandemi Corona...
Perubahan jalur sepeda
Pandemi juga telah membuat jalur sepeda tambahan selama krisis. Dalam banyak kasus, jalur sepeda itu mengambil salah satu jalur mobil di jalur ganda.
Tak hanya di Inggris, itu juga terjadi di seluruh dunia. Seperti di Jerman, jalur siklus yang diperluas telah ditandai oleh pita yang dapat dilepas dan rambu-rambu bergerak.
Paris meluncurkan 650 kilometer jalan sepeda, termasuk sejumlah pop-up "sepeda corona" .
Beberapa kota salah satunya di Milan, bahkan membuat perubahan jalur itu menjadi permanen.
Pemerintah Skotlandia mengalokasikan 10 juta pound (sekitar Rp 178 miliar) untuk menyediakan ruang sementara di jalan.
Baca juga: Berikut Daftar Ajang Olahraga yang Dibatalkan akibat Virus Corona
Sementara itu di Amerika Serikat hal serupa terjadi. Dilansir Japan TImes, Senin (25/5/2020), pandemi terbukti menjadi anugerah bagi toko-toko sepeda karena lonjakan permintaan.
Orang-orang mengantre di toko-toko yang masih buka dan mekanik berjuang memenuhi permintaan. Di seluruh penjuru negeri dan dunia sepeda terjual habis.
"Kami memiliki penjualan tiga hari setahun sekali yang secara harfiah disebut 'penjualan gila.' Ini hanya terasa seperti dua bulan berturut-turut penjualan gila," kata Dale Ollison, seorang mekanik sepeda di Hank and Frank Bicycles, Oakland, California.
Tak hanya itu, Direktur Eksekutif San Francisco Bicycle Coalition Brian Wiedenmeier mengatakan banyak orang membersihkan sepeda mereka agar bisa menggunakan sepeda lama mereka daripada membeli baru.
Baca juga: Berikut Cara Mengatur Pola Tidur yang Baik Saat Pandemi Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.