"Yang kami butuhkan adalah dukungan pemerintah untuk financing bagian Indonesia. Bagian swasta dan luar negeri, mereka akan ikut kalau dari pemerintah ikut menyumbang," ujar Habibie, seperti ditulis Kompas.com, Rabu (11/9/2019).
Habibie membutuhkan dana Rp 200 miliar untuk membuat prototipe pesawat R80. Sementara itu, total kebutuhan dana untuk skala industri sekitar Rp 20 triliun.
Tak hanya meminta bantuan pemerintah untuk mewujudkannya, Habibie juga menggalang dana lewat Kitabisa.
Para donor bisa mendapatkan reward berupa wajahnya terpampang di badan pesawat.
Baca juga: Melihat Dua Drone Canggih Turki, Pengubah Permainan di Suriah
Sementara itu, N245 juga merupakan pesawat buatan anak negeri.
Diberitakan harian Kompas, Kamis (26/1/2017), pesawat N245 adalah pengembangan pesawat CN235 yang ditambah panjang atau dimodifikasi ekornya hingga kapasitas angkut bertambah dari 44 orang menjadi 50 orang.
Pengembangan pesawat ukuran menengah pengangkut 30-60 penumpang itu juga jadi keinginan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi PT Dirgantara Indonesia (PT DI), 12 Januari 2015.
Pesawat dirancang memiliki beberapa pemberhentian atau menerbangi rute pendek sehingga bisa mengangkut dan menurunkan penumpang lebih banyak.
Sebagai gambaran, untuk rute Jakarta-Surabaya, N245 bisa singgah di Cirebon dan Semarang.
Keuntungannya, waktu perjalanan antarkota jadi lebih singkat, nyaman, dan tidak kena macet.
Harapannya, pesawat itu bisa jadi angkutan penghubung antarpulau dan antarkota dengan landasan pendek.
Pembangunan pesawat bisa mendukung program kemaritiman pemerintah. Konsep negara maritim tetap butuh pesawat untuk mengamankan laut atau penghubung antarpulau.
Selain itu, pengembangan N245 juga penting untuk menggerakkan ekonomi atau meningkatkan kemampuan para perekayasa dirgantara Indonesia.
Baca juga: Mengenal Pesawat Boeing 737-800 yang Jatuh di Iran
Sumber: Kompas.com/ Pramdia Arhando Julianto, Ambaranie Nadia Kemala Movanita | Editor: Ana Shofiana Syatiri, Muhammad Fajar Marta)