Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpapar Virus Corona Lebih Banyak, Akankah Terinfeksi Lebih Serius?

Kompas.com - 02/06/2020, 06:10 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Paparan partikel virus corona yang lebih banyak akan membuat seseorang lebih mudah tertular.

Akan tetapi, belum jelas diketahui apakah paparan yang lebih banyak akan mengakibatkan infeksi yang lebih parah.

Mengutip Al Jazeera, 29 Mei 2020, berdasarkan sebuah studi dari Royal College of Physicians di Inggris, satu dari lima dokter di rumah sakit tidak dapat bekerja karena sakit atau dikarantina akibat Covid-19.

Selain itu, ada ratusan tenaga kesehatan yang telah meninggal akibat Covid-19, yaitu mencapai setidaknya 630 orang menurut Medscape.

Salah satu teori yang diperkirakan dapat menjelaskan alasan mengapa banyak tenaga kesehatan yang meninggal akibat virus corona adalah tingginya paparan partikel Covid-19 saat mereka merawat pasien.

Kondisi ini disebut sebagai muatan virus atau viral load, yaitu jumlah partikel virus yang dibawa oleh seorang yang terinfeksi, yang dapat disebarkan ke lingkungannya.

Dokter harus berinteraksi dekat dengan pasien untuk menjalankan prosedur perawatan. Jadi, diasumsikan bahwa saat itu, partikel virus berpindah ke mereka.

Baca juga: Informasi Viral Jangan ke Rumah Sakit meski Alami Gejala Covid-19, Ini Imbauan Dokter

Muatan virus dan tingkat keparahan infeksi

Jika seseorang memiliki muatan virus yang tinggi, ia cenderung akan lebih mudah menginfeksi orang lain.

Pertanyaannya adalah, apakah muatan yang tinggi tersebut dapat menyebabkan jenis infeksi yang lebih serius.

Saat wabah SARS tahun 2002-2003, ditemukan bahwa pasien dengan muatan virus awal yang lebih tinggi menunjukkan gejala yang lebih buruk.

Oleh karena itu, muatan virus pun disarankan untuk dipertimbangkan selain faktor usia dan riwayat penyakit saat memprediksi prognosis pasien yang terinfeksi SARS.

Temuan serupa juga ditunjukkan dalam sebuah studi pada influenza. 

Adapun hasil temuan pada Covid-19 sejauh ini belum dapat disimpulkan dengan pasti.

Dalam sebuah tinjauan terhadap 5.000 pasien di Italia, tidak ditemukan perbedaan muatan virus pada pasien dengan gejala dan tanpa gejala.

Kondisi ini menyiratkan bahwa muatan virus tidak menentukan tingkat keparahan dari infeksi yang terjadi.

Sementara itu, dalam penelitian lain terhadap 94 pasien di China, ditemukan bahwa pasien Covid-19 menyebarkan virus pada tahap awal atau sebelum gejala terlihat jelas.

Selain itu, sebagian besar penularan kemungkinan terjadi sebelum gejala pertama terlihat.

Kondisi ini pun menunjukkan bahwa muatan virus tidak selalu berkorelasi dengan keparahan gejala.

Sebaliknya, studi lain di China terhadap 76 pasien menunjukkan bahwa mereka yang mengalami gejala serius memiliki muatan virus yang tinggi.

Bahkan, ditemukan penyebaran virus lebih lama dari para pasien yang terinfeksi ini.

Hal tersebut menunjukkan muatan virus menjadi tanda tingkat keparahan yang dialami pasien.

Jadi, hingga kini, masih sulit disimpulkan secara pasti apakah muatan virus tersebut berhubungan dengan tingkat keseriusan gejala yang ditunjukkan pada Covid-19.

Baca juga: Gejala Apa yang Paling Sering Dirasakan Pasien Covid-19 di Indonesia?

Faktor lainnya

Hasil yang berbeda pada studi awal menunjukkan pentingnya mencari faktor lain yang mungkin menjadi penyebab tingginya persentase tenaga kesehatan yang jatuh sakit akibat Covid-19.

Beberapa menduga bahwa kurang tidur dapat menjadi salah satu faktor penyebabnya.

Sejumlah bukti menunjukkan pentingnya tidur selama 7-8 jam setiap malam.

Mereka yang secara teratur mengalami kurang tidur memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah kesehatan yang serius seperti penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

Dalam hal infeksi, misalnya pada flu biasa, mereka yang tidur kurang dari lima jam semalam secara signifikan lebih mungkin terserang flu daripada mereka yang tidur 7 jam atau lebih.

Oleh karena itu, kemungkinan para tenaga medis lebih rentan dengan efek Covid-19 daripada orang-orang lian yang beristirahat dengan cukup.

Kemudian, faktor kerentanan genetik juga dapat menjadi penyebab lainnya

Meskipun tidak secara spesifik menjelaskan mengapa banyak tenaga medis yang mengalami gejala serius, faktor ini dapat menjelaskan mengapa orang-orang yang masih muda, bugar, dan sehat justru dapat terkena dampak serius dari virus corona.

Melihat ketidakpastian ini, penting bagi semua pihak termasuk tenaga kesehatan untuk meminimalisir paparan virus sebisa mungkin melalui pemakaian peralatan pelindung, jarak fisik, dan menjaga kebersihan tangan.

Baca juga: Para Ahli Teliti Gejala-gejala Langka Virus Corona, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com