PT Pindad akan memproduksi ventilator untuk membantu penanganan Covid-19.
Melansir Kompas.com, 23 Mei 2020, ventilator yang diproduksi ini berjenis non-invasif dengan teknik ventilasi mekanis tanpa menggunakan pipa trakea atau endotracheal tube pada jalan napas.
"Direktur Utama Pindad melaporkan ventilator non-invasif sudah mendapat approval dari Kementerian Kesehatan," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Adika Perkasa sebagaimana dikutip Kompas.com, Sabtu (23/5/2020).
Pindad akan melakukan uji klinis ventilator non-invasif yang syaratnya harus dilakukan di 10 rumah sakit.
Ventilator ini disebut akan menjadi hak milik rumah sakit tersebut. Kemudian, rumah sakit yang menerima ventilator harus memberikan feedback mengenai hasil uji klinisnya.
Baca juga: Disetujui Kemenkes, PT Pindad Akan Produksi Ventilator Tangani Covid-19
Ventilator COVENT-20 buatan Universitas Indonesia (UI) mulai diuji klinis pada manusia.
Dekan Fakultas Teknik UI (FTUI) Hendri D.S. Budiono mengatakan, proses uji klinis ini memakan waktu lebih lama.
Pasalnya, pihaknya harus menunggu kepastian protokol uji dari Kementerian Kesehatan terkait multimode ventilasi COVENT-20, mode Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), dan mode Continuous Mandatory Ventilation (CMV).
Mengutip Kompas.com, 19 Mei 2020, Ketua Tim Ventilator Basari menyebut bahwa COVENT-20 telah dinyatakan lulus uji produk untuk mode ventilasi CMV dan CPAP di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) pada April 2020 lalu.
Selain itu, telah dilakukan pula uji praklinis pada hewan di Animal Facility IMERI FKUI.
Inovasi ventilator buatan UI tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ventilator di rumah sakit seluruh Indonesia, terutama saat pandemi Covid-19 ini.
Baca juga: Gandeng UI, Adaro Bakal Distribusikan 100 Ventilator ke Rumah Sakit
Dua alat baru deteksi corona yang dibuat oleh para ilmuwan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) disebut akan diproduksi Mei-Juni 2020 untuk validasi.
Mengutip Kompas.com, 18 Mei 2020, menurut Ketua Tim Riset Diagnostic Covid-19 Unpad Muhammad Yusuf, kedua alat tersebut telah tervalidasi di laboratorium.
Namun, masih memerlukan validasi ke sampel asli virus setelah ethical clearance dan didampingi patologis klinis.
Berdasarkan rencana, pada Mei-Juni 2020, tim akan melengkapi fasilitas assembly rapid test dan produksi batch 1 sebanyak 2.000 kit.
Jika semuanya berjalan baik, pada Juli 2020 akan diproduksi 10.000 kit. Kemudian, selanjutnya 50.000 kit per bulan.
Baca juga: Pandemi Corona, Berikut Tips Ahli Tingkatkan Imunitas Lansia di Rumah
(Sumber: Kompas.com/ Dian Erika Nugraheny, Ihsanuddin, Dety Mega Purnamasari, Reni Susanti |Editor: Icha Rastika, David Oliver Purba, Kristian Erdianto, Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.