Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Angka Kematian akibat Covid-19 di Asia Lebih Rendah daripada Eropa dan AS?

Kompas.com - 31/05/2020, 19:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu misteri dari pandemi Covid-19 adalah angka kematian di Asia lebih rendah daripada Eropa dan Amerika.

Perbedaan dalam tingkat mortalitas di seluruh dunia telah menarik perhatian para peneliti yang mencoba untuk memecahkan teka-teki virus corona.

Beberapa negara Asia memang memiliki reaksi cepat terhadap ancaman pandemi, tapi para peneliti juga memeriksa faktor lain, termasuk perbedaan genetik, respons sistem kekebalan tubuh, jenis virus, dan tingkat obesitas.

Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien Positif Covid-19

Dilansir dari The Washington Post, Kamis (28/5/2020), China telah mencatatkan angka kematian kurang dari 5.000 kasus atau sekitar tiga kematian per satu juta penduduk.

Sementara Jepang memiliki sekitar tujuh kematian per satu juta, Pakistan enam, Korea Selatan dan Indonesia lima, India tiga, serta Thailand yang mencatatkan angka satu per satu juta penduduk.

Vietnam, Kamboja, dan Mongolia bahkan mengkalaim nol kematian terkait Covid-19.

Angka-angka itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan Eropa dan Amerika. Jerman mencatat kematian akibat Covid-19 sekitar 100 per satu juta, 180 di Kanada, hampir 300 di AS, lebih dari 500 di Inggris, Italia, dan Spanyol.

Baca juga: Hari-hari Terburuk Italia dan Spanyol akibat Virus Corona Belum Berakhir

Penyebaran infeksi

Aktivitas masyarakat saat berada di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (9/3/2020). Pemerintah resmi mengumumkan bertambahnya pasien yang dikonfirmasi positif tertular virus corona pada hari minggu, total ada 6 pasien kasus Covid-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Aktivitas masyarakat saat berada di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (9/3/2020). Pemerintah resmi mengumumkan bertambahnya pasien yang dikonfirmasi positif tertular virus corona pada hari minggu, total ada 6 pasien kasus Covid-19.

Para ilmuwan di Chiba University, Jepang memerhatikan lintasan virus di seluruh dunia dan menyebut adanya perbedaan regional yang mencolok.

"Itu berarti kita perlu mempertimbangkan perbedaan regional terlebih dahulu sebelum menganilisis kebijakan dan faktor lain yang mempengaruhi penyebaran infeksi di negara mana pun," kata Akihiro Hisaka dari Sekolah Pascasarjana Ilmu Farmasi.

Sebagai alasan tingginya jumlah kematian di AS dan Eropa mungkin terletak pada keengganan awal dan merespons pandemi yang tampak tidak mengancam.

Baca juga: Soal Rapid Test di Indonesia, Siapa yang Dites dan Bagaimana Prosesnya?

Sementara itu, pengalaman Asia dalam menangani wabah sebelumnya, SARS dan MERS, tampaknya memungkinkan mereka untuk bergerak lebih cepat dalam menghadapi ancaman baru.

Taiwan, misalnya, telah banyak dipuji karena respons cepatnya terhadap Covid-19, termasuk pembatasan masuknya warga Wuhan sebelum virus itu meledak di China.

Di Korea Selatan, pemerintah telah melakukan pengunjian dengan skala besar, pelacakan, dan isolasi pasien.

Namun fakta di Jepang dan India yang memiliki angka kematian relatif rendah membingungkan para ilmuwan. Misteri serupa juga muncul dari Pakistan hingga Filipina.

Baca juga: Melihat Kondisi Mumbai, Kota Paling Terpukul Covid-19 di India...

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com