Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelaparan, Rakyat Guatemala Kibarkan Bendera Putih

Kompas.com - 23/05/2020, 07:37 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bendera putih dikibarkan oleh masyarakat di jalanan Guatemala City, Guatemala. Bukan sebagai tanda menyerah terhadap pandemi virus corona, melainkan sebagai simbol bahwa mereka kelaparan dan butuh bantuan makanan.

Bendera putih pertama kali mulai dikibarkan di jalan-jalan Guatemala City pada awal April, tidak lama setelah karantina diberlakukan di Desa Patzún, tempat terdeteksinya kasus pertama virus corona.

Melansir The Guardian, Jumat (22/5/2020) sejak saat itu, bendera telah menjadi hal yang umum di seluruh negeri dengan arti tersendiri. 

Baca juga: Informasi Sesat di Indonesia dan Pelajaran dari Guatemala

Putih berarti kelaparan dan merah berarti butuh obat, sementara hitam, kuning, atau biru berarti bahwa seorang wanita, anak-anak atau orang lanjut usia berada dalam bahaya kekerasan.

Salah seorang warga, América Reyes (37) duduk di tangga Katedral Nasional Guatemala, dengan putranya yang berusia empat tahun di sampingnya dan bendera putih di tangannya.

Ibu dua orang anak ini biasa menjual donat dan kue, tetapi toko tempat dia bekerja ditutup di tengah pandemi, dan Reyes kesulitan untuk membayar sewa dan memberi makan kedua anaknya.

Baca juga: Guatemala Gelar Perburuan Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan 18 Orang

"Kami meminta bantuan, kami sangat membutuhkannya. Kami menderita selama krisis ini," kata Reyes.

Kondisi serupa juga dialami oleh Parezo Sánchez (77) yang bekerja sebagai tukang semir sepatu di Guatemala City selama 13 tahun untuk menghidupi keluarganya. Sekarang dia bergabung dalam barisan pengibar bendera putih.

"Tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan. Saya sedih dan putus asa, tapi saya tidak ingin pulang karena saya tidak punya cara menyediakan makanan untuk keluarga saya," kata Sánchez.

Baca juga: Terlibat Pembunuhan Massal, Mantan Tentara Guatemala Dihukum Penjara 5.160 Tahun

Rakyat miskin paling terdampak

Guatemala telah melaporkan 45 kematian dan 2.265 kasus infeksi virus corona. Tetapi dampak ekonomi dari pandemi ini telah memengaruhi jutaan orang.

Seperti Reyes dan Sánchez, hampir 70 persen penduduk Guatemala bekerja di sektor informal, dan hanya bisa bertahan hidup dari hari ke hari.

Langkah-langkah yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Alejandro Giammattei untuk memperlambat penyebaran virus, termasuk penangguhan transportasi umum dan jam malam harian telah menghantam mereka yang hidup dalam kemiskinan.

"Fenomena ini (bendera putih) merupakan gejala dari masyarakat yang tidak memiliki akses layanan sosial dan tidak memiliki pasar tenaga kerja yang memungkinkan orang untuk memiliki tabungan dalam menghadapi krisis," kata Jonathan Menkos, direktur eksekutif Institut Penelitian Fiskal Amerika Tengah (ICEFI).

Baca juga: Terlibat Pembunuhan Massal, Mantan Tentara Guatemala Dihukum Penjara 5.160 Tahun

Bantuan tidak tepat sasaran

Lebih dari 60 persen populasi Guatemala hidup dalam kemiskinan, dan negara ini memiliki tingkat kekurangan gizi anak-anak cukup tinggi di dunia.

Pada bulan Maret, Kongres menyetujui serangkaian tindakan darurat senilai jutaan dolar. Di antara upaya ini adalah stimulus sebesar 1.000 quetzales (sekitar 130 dollar AS) untuk lebih dari 2 juta orang serta kotak makanan untuk yang membutuhkan.

Pemerintah mengatakan telah mengirimkan hampir 190.000 kotak makanan untuk lebih dari 1,2 juta orang. Tetapi dua bulan kemudian, banyak warga miskin Guatemala mengatakan mereka masih belum menerima bantuan apa pun.

“Kami belum menerima apa pun dari pemerintah. Mereka yang telah menerima bantuan adalah mereka yang tidak membutuhkannya,” kata Reyes.

Baca juga: Gunung Fuego di Guatemala Kembali Meletus, 3.000 Orang Mengungsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com