Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Mencegah Diri dari Tindakan Hipnotis?

Kompas.com - 20/05/2020, 11:31 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah kisah dari pengalaman seorang gadis yang menjadi korban hipnotis di Batam viral di media sosial pada 21 Maret 2020 lalu.

Adapun kisah ini awalnya dibagikan melalui fitur Instagram Story milik akun Fitra Amalia Hutagalung, @fitrahtg, dan kemudian ditangkap layar dan dibagikan oleh sejumlah pengguna medsos.

Baca juga: Viral Video Wali Kota Malang Rayakan Ulang Tahun Saat PSBB, Ini Klarifikasinya

Baca juga: Viral Video Polisi Kokang Senjata, Kompolnas: Cukup Teguran Lisan Saja

Salah satu pengunggah ulang dari kisah akun Fitra yakni akun Facebook bernama Abdi Noor.

"Lagi ramai di twitter nih. Belajar dari pengalaman orang lain, supaya lebih hati-hati," tulis Abdi dalam unggahannya.

Abdi mengunggah 10 foto yang berisi kisah milik Fitra yang merupakan warga Kuala Namu, Sumatera Utara.

Inti ceritanya yakni korban sedang berada di SPBU dan kemudian tanpa sadar (terhipnotis), bahkan sampai melakukan perjalanan sendirian ke Surabaya menggunakan pesawat.

Akhirnya korban sadar setelah ada penumpang pesawat yang membangunkan Fitra dan ia ditolong oleh pihak maskapai dan bandara saat pesawat transit di Batam.

Sementara itu, korban sempat menanyakan kepada pihak kepolisian atas kejadian yang menimpanya. Polisi mengungkapkan bahwa hal itu merupakan modus perdagangan manusia.

Hingga Sabtu (16/5/2020), unggahan tersebut telah direspons sebanyak lebih dari 1.400 kali dan telah dibagikan sebanyak lebih dari 40.000 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Baca juga: Soal Viral Foto Kursi Bioskop Berjamur, Ini Tanggapan Cinema XXI

Lalu, bagaimana cara agar kita dapat terhindar dari tindakan hipnotis?

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mudah terhipnotis yakni korban dalam kondisi melamun dan mudah akrab dengan orang lain.

Kendati begitu, Yusri pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap terjaga dan sebaiknya tidak sok akrab dengan orang yang baru ditemui.

"Karena dia melamun dan mudah akrab dengan orang lain, itu yang membuat mudah terhipnotis," ujar Yusri saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.

Baca juga: Viral Video Tenaga Medis di RSUD Sidoarjo Parodikan Power Rangers, Ini Cerita Lengkapnya...

Jangan sendirian di tempat ramai

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, AKP Rendra Aditia Dhani memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat terkait tindak kriminal menggunakan modus hipnotis ini.

"Jangan pergi ke tempat keramaian sendirian, menentukan dan mencatat tempat tujuan dan keperluan serta kepentingan yang diingikan sebelum berpergian, selanjutnya coba tepati jadwal tersebut," ujar Rendra kepada Kompas.com, Sabtu (16/5/2020).

Kemudian, masyarakat juga diimbau untuk tidak membawa barang berharga dan uang dalam jumlah besar.

"Jangan terlihat bingung dan sendirian di keramaian, dan tetap menyibukkan diri dan tidak terlalu fokus terhadap satu hal saja," lanjut Rendra.

Baca juga: Viral Polsuska Turunkan Paksa Diduga Anak Punk dengan Pistol, Ini Penjelasan PT KAI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com