Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hong Kong Kembali Laporkan Kasus Positif Setelah 23 Hari, Peringatan untuk "New Normal"

Kompas.com - 17/05/2020, 20:04 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hong Kong melaporkan setidaknya dua kasus impor virus corona pada Minggu, 17 Mei 2020.

Melansir SCMP, Minggu (17/5/2020). hal ini bersamaan ketika Menteri Kesehatan Profesor Sophia Chan Siu-chee memperingatkan masyarakat bahwa mereka harus merencanakan "new normal" atau kehidupan normal baru dengan virus yang mungkin tidak akan pernah bisa hilang.

Sebelumnya, Hong Kong tidak mencatat adanya kasus Covid-19 lokal selama 23 hari sampai minggu lalu, saat tiga orang yang berasal dari keluarga yang sama dinyatakan positif terinfeksi virus.

Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021.

Profesor Sophia Chan mengatakan Hong Kong harus memikirkan kembali strategi untuk memerangi penyakit tersebut.

"Seperti yang dikatakan para ahli bahwa virus itu mungkin tidak dapat dihilangkan sepenuhnya dan bisa menjadi endemik, Hong Kong harus memikirkan kembali bagaimana merangkul new normal," ujar Chan.

Salah satu strategi utama, menurut Chan yaitu meningkatkan kapasitas pengujian harian yang saat ini berkisar 4.000-5.000 orang, untuk mendeteksi kasus di masyarakat dengan lebih baik.

Namun, Chan tidak menyebut kapasitas target tertentu.

Baca juga: Melihat Kondisi Mumbai, Kota Paling Terpukul Covid-19 di India...

Pekerja risiko tinggi

Dua warga Hong Kong mengenakan masker di Tsim Sha Tsui.SCMP / Sun Yeung Dua warga Hong Kong mengenakan masker di Tsim Sha Tsui.

Dalam tes virus yang meluas, pihak berwenang akan menargetkan kelompok-kelompok berisiko tinggi, termasuk staf bandara dan pekerja di panti jompo dengan gejala pernapasan ringan bahkan tanpa gejala.

Selain itu, dana sebanyak 200 juta dollar Hong Kong telah disetujui untuk dua universitas di Amerika Serikat untuk meningkatkan laboratorium pengujian mereka.

Masyarakat juga diminta bersikap toleran dengan strategi pemerintah, di mana langkah-langkah jarak sosial dilonggarkan dan diperketat berulang kali dalam menanggapi perubahan.

"Saya mengerti bahwa perhatian utama bagi warga negara adalah kapan harus lebih mengendurkan tindakan. Tapi kita harus menyeimbangkan pertimbangan ekonomi dan kesehatan masyarakat sebelumnya merevisi kebijakan kita," ujar Chan.

Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana

Pernyataan serupa juga datang dari Direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan, bahwa virus mungkin tidak akan pernah hilang.

Sebagai tambahan informasi, melansir worldometers, sejauh ini kasus virus corona secara global telah menembus angka 4.734.378 kasus, hingga Minggu (17/5/2020).

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.818.236 orang dinyatakan sembuh.

Virus corona yang diidentifikasi akhir tahun lalu ini telah menewaskan 313.459 orang.

Sementara, Hong Kong sendiri melaporkan 1.053 kasus dengan empat kematian.

Saat ini kasus aktif di wilayah ini sebanyak 27 kasus, berarti 1.022 orang telah sembuh.

Baca juga: Kenali Masa Inkubasi Virus Corona di Dalam Tubuh, Berapa Lama?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Batuk Gejala Covid-19 dan Batuk Biasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com