Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Donasi hingga Jual Tiket, Ini Upaya TSTJ Selamatkan Satwa Saat Pandemi

Kompas.com - 16/05/2020, 20:33 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran wabah virus corona berdampak luas, tidak hanya di bidang kesehatan. Selain banyaknya korban jiwa, pandemi corona juga menyebabkan krisis di bidang ekonomi dan pariwisata.

Salah satu yang terdampak yakni Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Akibat pembatasan sosial dan tidak adanya pengunjung, membuat salah satu tempat rekreasi dan pembelajaran tentang binatang di Kota Solo ini kewalahan mengurusi binatang yang dipelihara.

Beragam upaya pun ditempuh, khususnya untuk menyelamatkan satwa yang dimiliki. Salah satunya yakni dengan penjualan tiket yang dapat digunakan hingga akhir 2021.

Adapun informasi ini disampaikan oleh akun Twitter, @berlinhatesyou pada Jumat (15/5/2020).

Baca juga: Sering Disebut-sebut, Apa Itu New Normal?

Tangkapan layar akun @berlinhatesyou yang menginformasikan bahwa Taman Satwa Taru Jurug menjual tiket Rp 20.000 guna membantu keberlangsungan hidup satwa selama pandemi berlangsung.Twitter: @berlinhatesyou Tangkapan layar akun @berlinhatesyou yang menginformasikan bahwa Taman Satwa Taru Jurug menjual tiket Rp 20.000 guna membantu keberlangsungan hidup satwa selama pandemi berlangsung.

"Wali kota Solo mengimbau, bukan paksaan, kita2 ikut beli ticket bonbin Jurug. Hrg nya per lembar 20rb. Bisa digunakan kapan aja, sp akhir 2021. Pengelola tdk sanggup memberi makan binatang2 bonbin, spt harimau, singa, buaya, dll, karena tdk ada pengunjung dimasa covid19 ini," tulis akun @berlinhatesyou dalam twitnya.

Tak hanya itu, ia juga mengunggah poster TSTJ beserta dengan informasi pembelian tiket TSTJ.

Sejauh ini, unggahan tersebut telah diretwit sebanyak 9.400 kali dan telah disukai sebanyak 5.800 kali oleh penggguna Twitter lainnya.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Tanggapan TSTJ

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Jawa Tengah, Sabtu (2/5/2020). Dokter hewan di TSTJ, Hammada Raudlowi menyebutan bahwa pihak pengelola TSTJ lebih intensif melakukan perawatan semua satwa dengan pemenuhan kebutuhan makanan dan tambahan multivitamin serta pembersihan kandang sselama status Kejadian Luar Biasa (KLB) Solo, untuk mematuhi anjuran pemerintah mencegah penyebaran COVID-19.ANTARA FOTO/MAULANA SURYA Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Jawa Tengah, Sabtu (2/5/2020). Dokter hewan di TSTJ, Hammada Raudlowi menyebutan bahwa pihak pengelola TSTJ lebih intensif melakukan perawatan semua satwa dengan pemenuhan kebutuhan makanan dan tambahan multivitamin serta pembersihan kandang sselama status Kejadian Luar Biasa (KLB) Solo, untuk mematuhi anjuran pemerintah mencegah penyebaran COVID-19.

Mengenai ramainya unggahan di media sosial, Direktur Taman Satwa Taru Jurug (Jurug Solo Zoo), Bimo Wahyu Widodo mengatakan, penjualan tiket tersebut merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan satwa apabila pandemi corona masih berlangsung hingga akhir 2020.

Menurutnya, saat ini jumlah pakan yang tersedia dan dibantu oleh pemerintah setempat hanya sanggup tercukupi pada Mei, Juni, dan Juli saja.

"Untuk pakan saat ini aman, namun yang menjadi pertimbangan adalah kalau kita berpikir corona sampai Desember, maka butuh operasional, sehingga ini perlu dipikirkan," ujar Bimo saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (16/5/2020).

Ia menambahkan, karena alasan tersebut, pihaknya butuh menjual tiket ke muka, dan bekerja sama dengan sejumlah pihak.

Baca juga: Kenali Masa Inkubasi Virus Corona di Dalam Tubuh, Berapa Lama?

Awal penutupan

Sebelumnya, Bimo mengungkapkan, TSTJ melakukan penutupan pada 16 Maret 2020 akibat dampak penyebaran virus corona.

Sejak itulah pengelola TSTJ berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk membuat manajemen risiko, karena mereka masih belum mengetahui kapan pandemi akan selesai.

"Akhirnya Mei itu Pemkot Surakarta memberi subsidi Rp 100 juta per bulan untuk pakan hewan dan itu akan berlangsung pada Mei, Juni, dan Juli," kata Bimo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com