Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Vaksin, Herd Immunity Bisa Membuat Jutaan Orang Meninggal

Kompas.com - 15/05/2020, 13:00 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian orang meyakini bahwa kekebalan bisa didapatkan setelah seseorang terpapar penyakit dan sembuh. Setelah itu, orang tersebut tidak akan tertular penyakit tersebut.

Sehingga beberapa orang berharap bahwa kekebalan yang luas dapat menjadi jalan keluar dari pandemi virus corona Covid-19 ini. Namun kondisi yang disebut dengan Herd Immunity itu sulit terwujud tanpa adanya vaksin.

Apa itu herd immunity atau kekebalan kawanan?

Jika setiap orang dalam suatu populasi kebal terhadap infeksi, maka virus itu tidak dapat menyebar. Semakin banyak orang yang kebal, semakin besar kemungkinan orang yang terinfeksi hanya akan melakukan kontak dengan orang yang tidak dapat terinfeksi, sehingga mengakhiri penyebaran.

Kondisi ini menciptakan hambatan sosial antara yang menular dan yang rentan.

Baca juga: Pakar: Strategi Herd Immunity untuk Atasi Covid-19 Telan Banyak Korban

Herd immunity dapat dilihat dari seberapa menular patogen itu, yang diukur dengan apa yang oleh para ahli disebut nomor reproduksi dasar, atau R0.

R0 adalah jumlah rata-rata orang yang akan menularkan penyakit pada populasi di mana tidak ada yang kebal, jadi R0 dari 3 berarti orang yang terinfeksi menyebarkan penyakit ke, rata-rata, tiga orang lainnya sementara mereka kembali menular.

Semakin tinggi R0, semakin tinggi proporsi populasi yang perlu kebal untuk menghentikan penyebarannya.

“Semakin tinggi proporsi dalam populasi yang terinfeksi, semakin sedikit tempat untuk virus itu, semakin sedikit orang yang rentan untuk ditularkan,” kata Greta Bauer, epidemiolog dan biostatistia di Western University di Ontario, Kanada seperti dikutip dari fivethirtyeight.

Namun untuk virus corona Bauer masih belum yakin berapa R0 itu, sehingga belum mengetahui apa ambang batas herd immunity. Saat ini diperkirakan ambang batas berkisar antara 70 hingga 90 persen.

Namun masalahnya untuk mencapai batasan itu, jutaan orang harus terinfeksi dan di sisi lain juga berisiko jutaan lainnya bisa meninggal.

“Jenis penyakit berhenti meningkat pada saat Anda mencapai kekebalan kawanan, tetapi masih banyak orang yang terinfeksi. Hanya perlahan-lahan turun, dan dalam perjalanan turun, [itu] menginfeksi sepertiga populasi,”kata Richard Neher, ahli biologi evolusi di University of Basel di Swiss.

Baca juga: Istana: Tak Benar Ada Strategi Herd Immunity

Tidak ada jaminan pasien sembuh bisa kebal

Meskipun dimungkinkan kebal, para ahli, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak dapat menjamin bahwa orang yang telah terinfeksi virus corona tidak akan terinfeksi lagi.

“Kehadiran antibodi, semua orang berpikir itu berarti kekebalan, tetapi saya mempelajari HIV dan ada tanggapan antibodi yang sangat besar terhadap HIV, dan tidak pernah dapat menetralkan virus itu,” kata Bauer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com