Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Lagu 'Nyanyian Kode' Dibawakan Artis Jepang sebagai Penyemangat Melawan Corona

Kompas.com - 15/05/2020, 10:00 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

KOMPAS.com - Sekelompok seniman Jepang di New York membuat video yang menampilkan para aktor, pembuat film, penari, penyanyi dan musisi yang bersama-sama menyanyikan lagu Jepang "Ue o Muite Aruko".

Lagu ini dikenal masyarakat barat dengan judul 'Sukiyaki'. Sementara di Indonesia, lagu ini populer dengan judul 'Nyanyian Kode' setelah dinyanyikan almarhum Kasino dalam film Warkop DKI.

Tembang yang versi aslinya dinyanyikan Kyu Sakamoto pada 1961 itu menjadi salah satu single terlaris dunia sepanjang masa.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Lagu Corona Karya Bimbo Disebut Sudah Ada Sejak 30 Tahun Lalu

Mengangkat semangat


Lagu ini kembali bergaung di saat krisis, dan muncul kembali untuk mengangkat semangat semua orang seperti yang terjadi selama beberapa dekade.

Dengan lirik seperti "Tapi malam ini aku sendirian" dan "Di balik awan, ada sukacita", membawakan lagu ini akan membuatmu menangis dan membuatmu tersenyum pada saat bersamaan.

Baca juga: Ojo Mudik hingga Ora Bisa Mulih, Lagu Didi Kempot tentang Virus Corona

Dikutip dari Japantoday, Ryuma Matsuzaka, yang memproduksi dan menyutradarai klip mengatakan, ide mengajak artis Jepang di New York bersama-sama untuk video datang ketika ia mendapati dirinya menyenandungkan lagu itu suatu hari.

Itu segera mengangkat semangatnya dan dia percaya itu bisa melakukan hal yang sama untuk orang lain.

"Kami menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi kami tidak sendirian. Kita semua bersama-sama, dan pada akhirnya akan melewati tantangan ini. Ayo angkat kepala,” kata dia.

Diselipkan di seluruh video adalah adegan-adegan yang membangkitkan semangat dari kota yang menunjukkan pesan-pesan terima kasih dan orang-orang yang memuji petugas layanan kesehatan.

Hit Jepang di AS sepanjang masa


Dilansir dari JapanInfo, lagu Sukiyaki menjadi hit Jepang yang menjadi populer di AS walaupun berlirik bahasa Jepang yang tidak banyak orang Amerika mengerti.

Lagu ini pertama dibawa ke Inggris oleh seorang produser musik Inggris bernama Louis Benjamin pada tahun 1962 dalam versi instrumental. Dia mengganti judul lagu menjadi 'Sukiyaki', hidangan Jepang yang populer di kalanganbarat.

Kuliner Sukiyaki sendiri dibuat dengan irisan daging sapi, tahu, mie dan sayuran.

Baca juga: Swedia Disebut Terapkan Herd Immunity, Begini Bahayanya Menurut Epidemiolog

Selain di inggris, lagu itu juga terkenal di Amerika dan menduduki peringkat 1 di Hot 100 selama 3 minggu dan pada grafik Adult Contemporary selama 5 minggu.

Hal itu menjadikan satu-satunya lagu oleh artis Jepang yang mencapai # 1 di Amerika Serikat. Tak hanya itu, bahkan lagu tersebut bahkan populer setelah ke Jerman pada tahun 1963 sebagai remake, dengan lirik Jerman, dipopulerkan oleh band "Blue Diamonds".

"Ue O Muite Aruko" berarti "Mari kita melihat ke atas dan berjalan" dan merupakan lagu dengan lirik tentang kesedihan dan isolasi.

Sering dikatakan bahwa lagu ini adalah untuk mendorong orang Jepang agar tidak melihat kembali masa lalu yang menyedihkan dari Perang Dunia II.

Tetapi untuk menjadi positif dan memiliki harapan untuk masa depan. Ironisnya, liriknya ditulis oleh Rokusuke Ei, yang memprotes Perjanjian Kerjasama dan Keamanan Bersama antara Amerika Serikat dan Jepang, dan frustrasi ketika gerakan protes gagal.

Tsunami Jepang, Maret 2011


Sebelumnya, saat gempa bumi dan Tsunami pada 2011, cover lagu Sukiyaki juga dibuat untuk mengangkat moral warga Jepang setelah bencana.

Dalam video tersebut, lagu Sukiyaki juga dipadukan dengan lagu 'One Love' dari musisi reggae Bob Marley dengan penyanyi dari berbagai perfektur di Jepang yang terdampak tsunami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com