Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Perut Bisa Jadi Gejala Awal Virus Corona pada Anak-anak

Kompas.com - 12/05/2020, 21:21 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber Health Day

KOMPAS.com - Sebuah penelitian menemukan bahwa batuk dan masalah pernapasan bukanlah satu-satunya gejala awal virus corona Covid-19 pada anak-anak.

Dalam penelitian yang dilakukan pada lima kasus anak-anak yang dibawa ke rumah sakit dengan gejala masalah pencernaan, diketahui kemudian didiagnosis pneumonia dan positif Covid-19.

Melansir Health Day, anak-anak yang mengalami diare dan juga mengalami demam atau memiliki riwayat berkaitan dengan virus corona bisa dicurigai terpapar virus corona.

Demikian kesimpulan dari penelitian yang diterbitkan pada 12 Mei 2020 di jurnal Frontiers in Pediatrics.

"Anak-anak ini pada awalnya dirawat di unit gawat darurat untuk masalah yang tidak berhubungan. Semuanya dikonfirmasi memiliki pneumonia setelah menjalani CT scan dada dan kemudian dikonfirmasi positif Covid-19," kata salah seorang peneliti Dr Wenbin Li, dari Departemen Pediatri di Rumah Sakit Tongji di Wuhan, China.

Baca juga: Temuan Sejumlah Gejala dan Cara Baru Virus Corona Menyerang Tubuh

Gejala pencernaan

Dokter Li menyebut bahwa meskipun gejala awal mereka mungkin tidak terkait dengan gejala pernapasan yang umum pada pasien virus corona, tetapi penelitian ini menemukan bahwa gejala pada pencernaan merupakan awal dari Covid-19 yang mereka derita.

Menurut dia, gejala gastrointestinal yang awalnya dialami oleh beberapa anak-anak dengan Covid-19 menunjukkan bahwa infeksi dapat terjadi melalui saluran pencernaan karena jenis reseptor dalam sel paru-paru yang ditargetkan oleh virus corona baru juga ditemukan di usus.

"Sebagian besar anak-anak hanya sedikit dipengaruhi oleh corona dan pada beberapa kasus parah biasanya sudah ada masalah kesehatan yang mendasarinya. Sangat mudah untuk melewatkan diagnosis pada tahap awal, ketika seorang anak memiliki gejala non-pernapasan atau menderita penyakit lain," katanya.

Dokter Li menyebut bahwa temuan ini dapat digunakan oleh dokter untuk dengan cepat mendiagnosis dan mengisolasi pasien dengan gejala yang serupa, yang akan memungkinkan perawatan dini dan mengurangi penularan virus corona.

Namun, dia mengingatkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi hasil temuan ini.

Baca juga: Jalani Isolasi di Masa Wabah Corona, Waspada dan Kenali Gejala Demam Kabin

Bukan hanya lansia, anak-anak juga rentan

Di sisi lain, pejabat kesehatan AS mulai mempelajari bagaimana virus corona memengaruhi anak-anak. Sebuah studi baru merinci kasus 48 pasien muda yang dirawat di unit perawatan intensif di 14 rumah sakit yang berbeda setelah mereka terinfeksi virus corona. 

Para peneliti kemudian menemukan 83 persen pasien muda ini menderita kondisi kesehatan yang mendasarinya. Hampir 40 persen dari anak-anak itu membutuhkan ventilator, dan dua orang akhirnya meninggal dunia.

Selain itu, 48 pasien tersebut menunjukkan gangguan pernapasan parah seperti yang dialami oleh banyak orang dewasa Amerika.

"Tidak benar bahwa Covid-19 tidak berbahaya bagi pasien usia muda," kata salah seorang peneliti Lawrence Kleinman.

Kleinmen adalah kepala departemen kesehatan anak, kesehatan, dan sains terapan di Universitas Rutgers, New Jersey.

"Sementara anak-anak lebih cenderung menjadi sakit jika mereka memiliki kondisi kronis lainnya, seperti obesitas, perlu diingat bahwa anak-anak tanpa penyakit kronis juga berisiko. Orang tua harus menganggap serius virus ini," kata Kleinman dalam sebuah siaran berita Rutgers.

Baca juga: Virus Corona: Ciri-ciri, Gejala, Masa Inkubasi, dan Risiko bagi Perokok

Sejumlah penyakit bawaan

Dalam studi tersebut, 48 pasien Covid-19 memiliki rentang usia dari bayi baru lahir hingga usia 21 bulan, dengan usia rata-rata 13 tahun. Semua dirawat di Amerika Serikat dan Kanada pada Maret dan April.

Lebih dari 80 persen memiliki masalah mendasar kronis, seperti kekebalan tubuh rendah, obesitas, diabetes, kejang atau penyakit paru-paru kronis.

Sementara 40 persen memiliki masalah trakeostomi atau kerongkongan karena keterlambatan perkembangan atau kelainan genetik.

Lebih dari 20 persen mengalami kegagalan dua atau lebih sistem organ karena Covid-19, dan hampir 40 persen memerlukan tabung pernapasan dan ventilator.

Pada akhir masa penelitian, hampir 33 persen dari pasien masih dirawat di rumah sakit karena Covid-19, dengan tiga pasien masih memerlukan dukungan ventilator dan satu pasien pada alat bantu hidup.

Studi ini dipublikasikan secara online 11 Mei di jurnal JAMA Pediatrics.

"Studi ini memberikan pemahaman dasar tentang beban penyakit awal Covid-19 pada pasien anak," kata salah seorang peneliti Dr Hariprem Rajasekhar, seorang spesialis anak di Departemen Pediatri Robert Wood Johnson Medical School.

Baca juga: WHO Siapkan Aplikasi Pendeteksi Gejala Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Health Day
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com