KOMPAS.com - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai, penerapan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB) secara secara nasional masih belum optimal.
Di sejumlah daerah, salah satunya Surabaya, Jawa Timur, memperpanjang penerapan PSBB.
Menurut dia, penerapan PSBB yang disebut untuk menurunkan atau menekan kasus virus corona hingga kini dinilainya belum berhasil.
"Belum berhasil. Karena implementasi PSBB itu sendiri tidak maksimal karena banyak masyarakat yang tidak mematuhi," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/5/2020).
Pandu mengatakan, secara nasional, warga yang patuh untuk tinggal di rumah masih sangat sedikit.
Baca juga: Anggap Ada Pelonggaran PSBB, MUI Minta Penjelasan Pemerintah soal Situasi Covid-19 di Indonesia
Provinsi yang menunjukkan peningkatan kepatuhan warga untuk tinggal di rumah, menurut dia, adalah DKI Jakarta.
"Yang meningkat tajam (untuk tinggal di rumah) itu hanya DKI Jakarta," jelas Pandu.
Menurut dia, ketidakpatuhan masyarakat tersebut disebabkan oleh beberapa hal.
Salah satunya, karena mereka tidak mau untuk diatur-atur.
"Jadi seakan-akan masyarakat itu hanya disuruh-suruh saja. Harusnya diberikan peran yang lebih besar. Saat ini masyarakat hanya diberikan peran sebagai objek, seharusnysa sebagai subjek atau sebagai pelaku PSBB itu sendiri," papar dia.
Baca juga: [UPDATE] - Pergerakan Data Harian Covid-19 di Indonesia
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan