Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Ternama Filipina ABS-CBN Ditutup oleh Rezim Duterte

Kompas.com - 06/05/2020, 20:09 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - ABS-CBN salah satu media pemberitaan terkemuka di Filipina terpaksa menutup siarannya setelah adanya perintah dari Komisi Telekomunikasi Nasional (NTS) Filipina.

Keputusan NTS muncul setelah Kongres Filipina memutuskan untuk tidak memperpanjang izin siaran yang dimiliki ABS-CBN.

Diduga kuat, hal ini disebabkan oleh mayoritas anggota Kongres yang berisi koalisi pendukung Presiden Duterte.

Baca juga: Kasus Covid-19 Capai 10.000, Filipina Akan Lakukan Uji Coba Obat Avigan

Sebelumnya, ABS-CBN dikenal sebagai media yang kritis terhadap rezim Duterte. Penutupan ini menuai kecaman karena dianggap sebagai opresi terhadap kebebasan pers di Filipina.

Melansir CNN Filipina, 6 Mei 2020, keputusan penutupan media ini adalah yang pertama sejak September 1972, ketika rezim Presiden Ferdinand Marcos memberlakukan darurat militer.

"Jutaan rakyat Filipina akan kehilangan sumber berita dan hiburan ketika ABS-CBN dipaksa menghentikan siaran TV dan radionya di saat rakyat benar-benar membutuhkan informasi cepat dan akurat tentang penanganan Covid-19 oleh pemerintah," kata ABS-CBN dalam pernyataan resmi mereka.

Baca juga: ASEAN Para Games, Filipina Kibarkan Bendera Putih

Ancaman bagi kebebasan pers di Filipina

Dalam sebuah pernyataan di Facebook, Asosiasi Koresponden Asing Filipina mengecam penutupan ini sembari menyebut bahwa hal ini merupakan bentuk ancaman nyata terhadap kebebasan pers.

"Ketika Filipina menutup-nutupi penanganan pandemi virus corona, mata kritis ABS-CBN sekarang dibutuhkan lebih dari sebelumnya untuk membantu memberi informasi kepada publik," kata pernyataan itu.

Sejak menjadi Presiden pada Juni 2016, Duterte telah berulang kali mengancam dan merendahkan media-media di Filipina, menuduh mereka sebagai pencipta berita palsu dan menyebut wartawan sebagai "mata-mata". 

ABS-CBN berulang kali mendapat serangan dari Duterte karena liputan kritis mereka terhadap perang melawan narkoba yang dimulai oleh Duterte.

Baca juga: Cegah Orang Berkeliaran Saat Lockdown Covid-19, Duterte Ancam Kerahkan Militer

Perang itu telah mengakibatkan kematian lebih dari 6.600 orang sejak dimulai pada Juni 2016, menurut catatan polisi.

Duterte sering mengancam akan mencopot izin ABS-CBN, termasuk saat upacara sumpah jabatan di bulan November 2019 ketika dia mengatakan ABS-CBN akan "keluar" pada tahun 2020.

"Jika Anda mengharapkannya (perpanjangan izin), saya minta maaf. Anda keluar. Saya akan memastikan bahwa Anda keluar," kata Duterte pada saat itu.

Persatuan Wartawan Nasional Filipina mengatakan dalam sebuah pernyataan di Twitter bahwa peristiwa yang menimpa ABS-CBN merupakan sebuah "pesan yang jelas."

"Apa yang Duterte inginkan, Duterte dapatkan ... Dan jelas, dengan langkah berani untuk menutup ABS-CBN, bahwa ia bermaksud untuk membungkam media kritis dan mengintimidasi semua orang agar tunduk," kata pernyataan itu.

Baca juga: SEA Games 2019 Filipina Bermasalah, Duterte Minta Maaf

Berdiri sejak 1953

Didirikan pada 1953, ABS-CBN adalah salah satu stasiun televisi yang paling banyak ditonton di Filipina, menyediakan program berita dan hiburan, serta mempekerjakan sekitar 11.000 orang.

ABS-CBN bukan organisasi berita pertama yang mengalami opresi di bawah pemerintahan Duterte. Maria Ressa, seorang CEO dari perusahaan media Rappler, yang merupakan kritikus vokal Presiden Duterte, ditangkap pada 2019.

Ressa mengklaim bahwa penangkapannya adalah tindakan bermotivasi politik oleh pemerintahan Duterte untuk membungkamnya.

"Jika Anda seorang wartawan di Filipina, ini adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Ini seperti polusi di udara," katanya dalam sebuah wawancara.

Baca juga: Duterte Bakal Larang Vape yang Beracun, Ancam Menangkap Orang yang Mengisap di Tempat Umum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com