Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didi Kempot dan Kedekatannya dengan Negara Suriname

Kompas.com - 05/05/2020, 17:10 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

KOMPAS.com - Mungkin tidak banyak musisi Indonesia yang sangat digandrungi oleh warga negara lain. Dari sedikit musisi itu, Didi Kempot menjadi salah satunya, dia sangat terkenal di Suriname.

Lewat lagu bertajuk "Angin Paramaribo", Didi Kempot sering dianggap sebagai penyanyi atau "warga" Suriname. Paramaribo adalah ibu kota negara Suriname.

Nama Didi memang sangat dikenal di negeri bekas jajahan Belanda yang terletak di timur laut Amerika Latin itu.

Baca juga: Ojo Mudik hingga Ora Bisa Mulih, Lagu Didi Kempot tentang Virus Corona

Diundang Presiden Suriname

Begitu terkenalnya, sampai ia diundang ke hotel oleh Presiden Suriname, Weyden Bosch, saat berkunjung ke Indonesia sekitar awal tahun 1998.

"Saya ngobrol dengan presiden dan istrinya di kamar hotel. Santai, seperti bertemu dengan teman lama," tutur Didi pada suatu siang akhir Agustus di Kampung Sumber, Solo, dikutip dari harian Kompas (7/9/1999).

Menurut Pat H Amatmarwan, impresario keturunan Jawa yang berjasa mengorbitkan Didi Kempot di Belanda dan Suriname saat itu, banyak fans Didi di Suriname.

Baca juga: Kreativitas Didi Kempot dan Pelajaran Filsafat Eksistensi

Sekitar tahun 1999, warga keturunan Jawa lumayan banyak bermukim di Belanda (25.000 dari 300.000 orang Indonesia di sana), serta di Suriname (80.000 dari 400.000 jiwa populasi penduduk Suriname).

"Masyarakat Jawa di Suriname amat fanatik terhadap hal-hal yang berhubungan dengan budaya Jawa," imbuh Isharyanto, musisi anggota Favourite Group yang pertama kali membawa Didi ke Belanda tahun 1994.

Nyanyi satu lagu tujuh kali berturut-turut

Biasanya saat Didi Kempot pentas di Suriname, publik seperti histeris. Tak jarang, Didi diminta menyanyikan satu lagu yang sama sampai tujuh kali berturut-turut.

"Setiap kali membawakan lagu 'Layang Kangen' (Surat Rindu), begitu musik jreng, serentak seluruh penonton tanpa diminta langsung koor: Layangmu tak tampa wingi kuwi/Wis tak waca/Apa sing dadi karepmu... Saya tinggal menyodorkan mike ke arah mereka. Wah, jadi penyanyi kok seenak ini. Enggak susah payah, dibayar lagi," ujar Didi.

Baca juga: Saat Didi Kempot Mendamaikan Campursari dan Pop

Tembang Jawa "Layang Kangen" ciptaannya dianggap berhasil mengganti posisi lagu "Rek Ayo Rek" karya Isharyanto yang pernah jadi "lagu nasional" di Suriname.

Adapun nama-nama artis penyanyi yang pernah melekat di hati warga Jawa di sana lainnya adalah Waldjinah, Mus Mulyadi, dan Ary Koesmiran.

Medali penghargaan dari Suriname

Foto dirilis Senin (9/3/2020), memperlihatkan sejumlah penggemar bergoyang menikmati aksi panggung penyanyi campursari Didi Kempot saat konser di Tigaraksa, Tangerang, Banten. Musik campursari milik Didi Kempot yang hampir semua liriknya bercerita tentang patah hati tengah merasuki kalangan milenial dan mampu menembus lintas generasi.ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA Foto dirilis Senin (9/3/2020), memperlihatkan sejumlah penggemar bergoyang menikmati aksi panggung penyanyi campursari Didi Kempot saat konser di Tigaraksa, Tangerang, Banten. Musik campursari milik Didi Kempot yang hampir semua liriknya bercerita tentang patah hati tengah merasuki kalangan milenial dan mampu menembus lintas generasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Capai Rp 271 Triliun, Berikut Rincian Penghitungan Kasus Korupsi Timah di Bangka Belitung

Capai Rp 271 Triliun, Berikut Rincian Penghitungan Kasus Korupsi Timah di Bangka Belitung

Tren
Beredar Kabar Dugaan Calo Tiket Mudik dari Pejabat KAI, Ini Kata KAI

Beredar Kabar Dugaan Calo Tiket Mudik dari Pejabat KAI, Ini Kata KAI

Tren
10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

Tren
The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

Tren
Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Tren
7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

Tren
9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

Tren
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Tren
Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Tren
RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

Tren
Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Tren
Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Tren
7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

Tren
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Tren
Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com