Mulai akhir 1861, puluhan ribu petani menggunakan pemetik dan sekop untuk menggali bagian awal kanal. Pekerjaan menjadi sangat lambat.
Proyek itu makin terpuruk setelah penguasa Mesir Ismail Pasha tiba-tiba melarang kerja paksa pada 1863.
Menghadapi kekurangan pekerja, Lesseps dan Perusahaan Terusan Suez mengubah strategi mereka dan mulai menggunakan beberapa ratus pabean.
Mereka membuat sekop serta mesin keruk bertenaga uap dan batubara untuk menggali tanah.
Teknologi baru memberi dorongan semangat pada kelangsungan proyek dan perusahaan terus membuat kemajuan pesat selama 2 tahun konstruksi terakhir.
Teknologi baru dan gejolak politik telah membuat pengeluaran untuk membangun Terusan Suez membengkak 2 kali lipat dari perkiraan semula.
Baca juga: Mengenang Kurt Cobain, Ikon Musik Rock Modern
Ismail Pasha secara resmi membuka Terusan Suez pada 17 November 1869.
Kapal pertama yang melintasi Terusan Suez adalah yacht kekaisaran Ratu Perancis Eugenie, L'Aigle.
Tapi menurut HMS Newport, sebuah kapal angkatan laut Inggris sebenarnya adalah yang pertama memasuki perairan tersebut.
Meskipun lalu lintas di Terusan Suez tidak memenuhi ekspektasi pada 2 tahun pertama, jalur air itu memiliki dampak besar pada perdagangan dunia dan memainkan peran kunci dalam penjajahan Afrika oleh kekuatan Eropa.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tanggul Situ Gintung Jebol, 99 Orang Meninggal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.