Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Hari Bumi, dari Pengertian, Sejarah, hingga Maknanya

Kompas.com - 22/04/2020, 09:02 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tepat hari ini, 22 April, diperingati sebagai Hari Bumi.

Hari Bumi adalah acara tahunan yang dibuat untuk mengapresiasi lingkungan di planet ini dan meningkatkan kesadaran publik tentang polusi.

Dimulai sebagai gerakan akar rumput, Hari Bumi mendapat dukungan dari beberapa pihak untuk pembentukan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) dan berkontribusi pada pengesahan UU Udara Bersih, UU Peningkatan Kualitas Air, UU Spesies Terancam Punah, dan beberapa undang-undang lingkungan lainnya.

Baca juga: Mengenal Google Doodle, Orat-oret Beranda Google yang Jadi Trending

Berikut sejarah dan makna hari bumi:

Sejarah

Dilansir Live Science, Rabu (18/4/2017), adapun gagasan munculnya Hari Bumi pertama kali digalakkan oleh pengajar lingkungan Amerika Serikat Gaylord Nelson pada 1970.

Tepatnya pada 1969, Nelson mulai tergerak setelah melihat kerusakan lingkungan akibat tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California.

Ia kemudian terinspirasi untuk mengorganisir melakukan pengajaran secara nasional yang berfokus pada mendidik masyarakat tentang lingkungan.

Nelson merekrut Denis Hayes, lulusan baru Stanford University yang aktif secara politis, sebagai koordinator nasional, dan membujuk Pete McCloskey dari California untuk menjadi wakil ketua.

Dengan staf 85 orang, mereka dapat mengerahkan 20 juta orang di seluruh Amerika Serikat pada 20 April 1970 guna melangsungkan protes.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Mahasiswa pecinta alam dari berbagai universitas se-Jabodetabek membawa bendera raksasa ketika melakukan aksi di kasawan Bundaran HI Jakarta, Minggu (21/4/2019). Aksi tersebut dalam rangka peringati Hari Bumi pada 22 April.ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A Mahasiswa pecinta alam dari berbagai universitas se-Jabodetabek membawa bendera raksasa ketika melakukan aksi di kasawan Bundaran HI Jakarta, Minggu (21/4/2019). Aksi tersebut dalam rangka peringati Hari Bumi pada 22 April.

Selain itu, orang-orang tersebut juga mengadakan diskusi di area publik untuk berbicara tentang lingkungan dan menemukan cara untuk mempertahankan planet ini.

"Kelompok-kelompok yang telah berjuang melawan tumpahan minyak, pabrik-pabrik pencemar dan pembangkit listrik, pembuangan limbah mentah, pembuangan racun, pestisida, jalan raya, hilangnya hutan belantara, dan kepunahan satwa liar tiba-tiba menyadari bahwa mereka memiliki nilai-nilai yang sama," menurut catatan History of Earth Day oleh Earth Day Network.

Pada peringatan ke-10 Hari Bumi, Nelson menuliskan artikel untuk EPA Journal.

"Pada hari itulah orang Amerika memperjelas bahwa mereka memahami dan sangat prihatin atas kerusakan lingkungan kita dan pembuangan sumber daya kita secara sembarangan," kata Nelson.

Pada 1995, Presiden Bill Clinton memberikan Nelson Medali Kebebasan Presiden untuk menjadi pendiri Hari Bumi. Ini adalah kehormatan tertinggi yang diberikan kepada warga sipil di Amerika Serikat.

Baca juga: Mengenal Perubahan Iklim, Cara Mengetahui, dan Dampaknya bagi Manusia...

Aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DKI Jakarta melakukan aksi memperingati Hari Bumi di depan Balai Kota Jakarta, Senin (22/4/2019). Dalam aksinya aktivis Walhi mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan upaya pemulihan ekologis lingkungan serta melakukan penegakan hukum kepada seluruh industri yang berpotensi mencemari dan merusak lingkungan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DKI Jakarta melakukan aksi memperingati Hari Bumi di depan Balai Kota Jakarta, Senin (22/4/2019). Dalam aksinya aktivis Walhi mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan upaya pemulihan ekologis lingkungan serta melakukan penegakan hukum kepada seluruh industri yang berpotensi mencemari dan merusak lingkungan.

Maknanya

Makna dari Hari Bumi masih penting karena mengingatkan orang untuk berpikir tentang nilai-nilai kemanusiaan, ancaman yang dihadapi planet ini dan cara-cara untuk membantu melindungi lingkungan.

Hal itu diungkapkan oleh seorang profesor studi psikologi dan lingkungan di The College of Wooster di Ohio, Susan Clayton.

"Berpikir tentang sejarah aktivisme lingkungan dan cara individu bekerja sama untuk mengubah kebijakan dapat membuat kita lebih optimis tentang kemampuan untuk membuat perubahan positif di masa depan," kata Clayton.

Mia Yamaguchi, koordinator penjangkauan di CoolClimate Network di University of California juga setuju dengan pendapat tersebut.

"Ada banyak, banyak hal yang dapat dilakukan oleh satu orang untuk mengelola dampak lingkungan mereka sendiri, yang menurut saya membuatnya sangat berbeda dari kekhawatiran seperti utang nasional atau kebijakan luar negeri AS," kata Yamaguchi.

Baca juga: Buya Syafii: Kata Bu Ainun, Pak Habibie adalah Manusia Tersulit di Muka Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Begadang Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Begadang Setiap Hari?

Tren
Peneliti Temukan Bakteri 'Vampir' Mematikan yang Makan Darah Manusia

Peneliti Temukan Bakteri "Vampir" Mematikan yang Makan Darah Manusia

Tren
8 Buah yang Dapat Meningkatkan Trombosit, Cocok untuk Penderita DBD

8 Buah yang Dapat Meningkatkan Trombosit, Cocok untuk Penderita DBD

Tren
Benarkah Jamu Jahe dan Kunyit Bisa Mengobati Jerawat? Ini Penjelasan Dokter

Benarkah Jamu Jahe dan Kunyit Bisa Mengobati Jerawat? Ini Penjelasan Dokter

Tren
Ramai soal Anak 4 Tahun Bertunangan di Madura, Ini Penjelasan Guru Besar Universitas Trunojoyo

Ramai soal Anak 4 Tahun Bertunangan di Madura, Ini Penjelasan Guru Besar Universitas Trunojoyo

Tren
Terbaru, Inilah Daftar Pinjaman Pribadi dan Investasi Ilegal yang Diblokir OJK per Maret 2024

Terbaru, Inilah Daftar Pinjaman Pribadi dan Investasi Ilegal yang Diblokir OJK per Maret 2024

Tren
Lion Air Tidak Bertanggung Jawab atas Hilangnya Uang Penumpang yang Disimpan Dalam Koper, Ini Alasannya

Lion Air Tidak Bertanggung Jawab atas Hilangnya Uang Penumpang yang Disimpan Dalam Koper, Ini Alasannya

Tren
Ramai soal Cara Mengetes Refleks Moro pada Bayi, Dokter Anak Ingatkan Hal Ini

Ramai soal Cara Mengetes Refleks Moro pada Bayi, Dokter Anak Ingatkan Hal Ini

Tren
5 Fakta Penipuan Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Capai Rp 960 Juta

5 Fakta Penipuan Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Capai Rp 960 Juta

Tren
Penjelasan KCIC soal Indomaret Buka Toko di Dalam Kereta Cepat Whoosh

Penjelasan KCIC soal Indomaret Buka Toko di Dalam Kereta Cepat Whoosh

Tren
Ditutup Besok, Ini Daftar Kereta yang Dapat Diskon 20 Persen dari KAI

Ditutup Besok, Ini Daftar Kereta yang Dapat Diskon 20 Persen dari KAI

Tren
Gunung Taishan Memiliki 6.660 Anak Tangga, Kaki Pengunjung Gemetar hingga Sebagian Harus Ditandu

Gunung Taishan Memiliki 6.660 Anak Tangga, Kaki Pengunjung Gemetar hingga Sebagian Harus Ditandu

Tren
7 Masalah Perilaku pada Anjing Peliharaan dan Cara Mengatasinya

7 Masalah Perilaku pada Anjing Peliharaan dan Cara Mengatasinya

Tren
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CASN 2024, Ini Rincian dan Syaratnya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CASN 2024, Ini Rincian dan Syaratnya

Tren
Google Pecat 28 Karyawan yang Protes Perusahaan Punya Kontrak dengan Israel

Google Pecat 28 Karyawan yang Protes Perusahaan Punya Kontrak dengan Israel

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com