KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) telah melaporkan penambahan 1.426 kasus infeksi virus corona pada Senin (20/4/2020).
Angka itu menjadi lonjakan kasus harian tertinggi sejak wabah virus corona menginfeksi Singapura pada Januari lalu.
Di antara kasus baru itu adalah 16 warga Singapura dan penduduk tetap, sementara jumlah mayoritas merupakan pekerja migran yang tinggal di asrama, dilansir dari Straits Times, Senin (20/4/2020).
Dengan tambahan itu, total kasus infeksi di Singapura mencapai 8.014 kasus atau tertinggi di Asia Tenggara.
Hingga saat ini, lebih dari 1 persen dari 323.000 pekerja asing yang tinggal di asrama pekerja migran telah dinyatakan positif Covid-19.
Baca juga: Kasus Baru Covid-19 di Singapura Capai 1.000 Lebih untuk Pertama Kali
Sekitar 26 dari 43 asrama pekerja migran telah melaporkan adanya kasus infeksi virus corona. Klaster aktif terbesar di Singapura berada pada asrama S11 yang telah mengonfirmasi 1.500 kasus.
Sejak Januari, 768 pasien telah pulih sepenuhnya dan telah dipulangkan, sementara 11 pasien telah meninggal dunia.
Pada Sabtu (18/4/2020), tujuh staf McDonald's dari sembilan gerai berbeda dilaporkan terinfeksi virus corona.
"Pada 18 April 2020, tujuh karyawan McDonald's yang bekerja di sembilan outlet berbeda telah ditemukan memiliki infeksi Covid-19," kata juru bicara Kementerian Kesehatan.
Pihak McDonald's pun menghentikan operasinya hingga 4 Mei di lebih dari 135 gerainya, termasuk layanan take away dan pengiriman, sesuai arahan Kementerian Kesehatan.
Kendati demikian, perusahaan akan terus membayar gaji semua karyawannya.
McDonald's mempekerjakan lebih dari 10.000 orang pekerja di Singapura dan melayani lebih dari enam juta pelanggan setiap bulan.
Baca juga: Apa Penyebab Munculnya Gelombang II Infeksi Virus Corona di Singapura?
Sejauh ini, klaster terbesar pasien virus corona di Singapura adalah asrama pekerja migran yang mencakup sekitar 65 persen dari total kasus infeksi.
Dilansir dari SCMP, infeksi pekerja migran pertama kali dilaporkan pada 8 Februari 2020 dan menimpa seorang pria Bangladesh berusia 39 tahun yang bekerja di lokasi pembangunan Seletar Aerospace Heights.
Pria itu telah mengunjungi Mustafa Centre, pusat perbelanjaan 24 jam, sebelum akhirnya dirawat di rumah sakit.