Masalah lain adalah CT scan tidak dapat dengan mudah membedakan antara mana virus SARS-CoV-2, SARS, MERS, dan pneumonia, termasuk influenza.
Seorang dokter penyakit menular di Brigham dan Women's Hospital di Boston, Sanjat Kanjilal mengungkapkan, CT scan tidak cukup spesifik.
"Hal tersebut membuat data skeptis bahwa alat tersebut dapat memiliki peran besar untuk dimainkan," ujar dia pada Statnews.
Adapun hal tersebut terjadi setelah adanya bukti dari China yang menunjukkan bahwa hingga 30 persen dari setiap 100 orang dengan virus corona mungkin dinyatakan negatif.
Para ahli menyampaikan, alasan utama adanya kekurang akuratan tersebut adalah sampel yang dikumpulkan tidak cukup baik untuk menunjukkan tanda-tanda atau gejala virus.
Tes swab seharusnya didorong ke bagian belakang hidung dan kemudian melengkung ke bawah ke tenggorokan,
Tindakan tersebut merupakan metode yang tidak nyaman, dan terkadang menyakitkan dan terkadang tes swab tidak mencapai cukup jauh atau tetap di tempat cukup lama untuk mendapatkan sampel yang cukup baik.
Sejauh ini, saran pemerintah bagi masyarakat yang menunjukkan gejala terinfeksi seperti demam atau batuk secara terus-menerus diharuskan untuk mengisolasi diri.
Baca juga: Viral, Foto Alcohol Swab untuk Membersihkan Ponsel dan Alat Makan dari Virus Corona
Infografik: Gejala Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.