Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Gunung di Indonesia Ini Ilhami Penemuan Sepeda 200 Tahun Lalu

Kompas.com - 11/04/2020, 15:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berbagai penemuan penting banyak ditemukan oleh orang di dunia barat. Salah satunya penemuan alat transportasi tanpa mesin, sepeda.

Namun tahukah Anda, meski diciptakan oleh orang Jerman, ternyata sepeda yang sering kita temui sekarang tercipta akibat fenomena letusan Gunung Tambora tahun di Nusa Tenggara Barat yang terjadi pada tahun 1815.

Mengapa bisa begitu?

Dampak letusan

Sebagaimana banyak dituliskan dalam referensi sejarah, letusan Tambora 2 abad lalu menjadi salah satu yang terkuat di dunia. Tak kurang dari 92.000 jiwa meninggal akibat peristiwa vulkanik ini.

Meski terletak di Indonesia bagian tengah, namun dampak dari letusan itu memengaruhi dan berdampak ke kehidupan di seluruh dunia.

Abu yang disemburkan letusan Tambora mempengaruhi suhu rata-rata dunia turun hingga 3 derajat celcius. Letusan ini juga membuat sejumlah negara di belahan bumi utara tak memiliki musim panas selama satu tahun.

Tanaman gagal dipanen dan banyak binatang ternak mati karena kelaparan, salah satunya adalah kuda yang ketika itu banyak dimanfaatkan manusia untuk sarana transportasi berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau Tak Sebabkan Tsunami, Ini Penjelasan BMKG

Menginspirasi pembuatan sepeda

Dikutip dari Live Science (30/8/2017), pada tahun 1817 seorang berkebangsaan Jerman bernama Karl von Drais membuat kendaraan dengan dua roda.

Temuan itu belum disebut sebagai sepeda kala itu. Ketika itu karya Drais ini dikenal di seluruh kawasan Eropa dengan nama yang berbeda-beda. Alat itu disebut mulai dari draisienne, dandy horse, dan hobby horse.

Awal mula diciptakan, sepeda buatan Drais belum menggunakan mesin bekecepatan aerodinamis seperti sepeda yang saat ini ada.

Sepeda Drais dulu memiliki berat hingga 23 kilogram, roda pun dibuat dari kayu, bukan ban berbahan dasar karet.

Bagian tempat duduk terbuat dari kulit yang dipaku ke kerangka sepeda. Sementara bagian stang terbuat dari bahan yang sama dengan roda, yakni dari bahan kayu.

Ketika itu, setang kayu belumlah sempurna.

Belum ada sistem gigi sebagaimana banyak sepeda masa kini. Pengguna menggerakkan sepeda itu dengan mengarahkan kakinya ke depan.

Baca juga: Sejarah Gunung Anak Krakatau dan Letusan Terdahsyat 1833 yang Menewaskan 36.417 Orang...

Populer dan dilarang

Drais membawa sepeda temuannya ke Perancis dan Inggris sehingga menjadi begitu populer.

Salah seorang warga Inggris, Denis Johnson pun membuat dengan versinya sendiri dan  menjualnya kepada para bangsawan London.

Sepeda kala itu menuai kesuksesan selama beberapa tahun hingga akhirnya dilarang karena dinilai membahayakan para pejalan kaki sekitar tahun 1820-an.

Kembali di tahun 1860

A ladies safety bicycle from 1889. (Image credit: Public domain.)livescience A ladies safety bicycle from 1889. (Image credit: Public domain.)

Setelah sempat  menghilang, sepeda kembali muncul di tahun 1860-an. Kali ini, roda sudah terbuat dari baja sementara kerangka masih berbahan dasar kayu.

Saat itu, sepeda dikenal dengan sebutan si kaki cepat, di era ini terciptalah pedal yang mengubah cara kerja sepeda, dari yang sebelumnya digerakkan menggunakan kekuatan yang digerakkan ke depan.

Seorang asal Jerman bernama Karl Kech mengklaim bahwa dia lah orang pertama yang menyertakan pedal ke sepeda pada tahun 1862.

Namun paten pertama untuk pedal ini diberikan bukan kepada Kech melainkan Pierre Lallement, pembuat kereta Prancis pada tahun 1866.

Baca juga: 10 April Gunung Tambora Menggetarkan Dunia

Mempengaruhi pembangunan jalan

Sepeda dengan pedal mulai dipasarkan pada 1867 oleh sebuah perusahaan dan laku keras di pasaran.

Keberadaan sepeda pun membawa pengaruh pada pembangunan jalan yang halus di sejumlah negara, seperti Amerikan Serikat.

Jalan dengan permukaan yang halus sangat dibutuhkan oleh para pesepeda, karena bentuk roda bulat yang digunakan.

Sepeda pun selalu mengalami perkembangan hingga terciptalah berbagai jenis dan model sepeda pada hari ini.

Namun, jika diurut dari awal keberadaannya, ternyata penemuan penting dunia ini berasal dari kondisi yang disebabkan letusan gunung berapi di Indonesia, yakni Gunung Tambora.

Baca juga: Lapan Sebut Suara Dentuman Bukan dari Letusan Gunung Anak Krakatau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com