KOMPAS.com - Seorang pelajar dari salah satu sekolah di Wuhan, China, Xiong Yanfei, setiap hari belajar di rumah agar dapat mengerjakan ujian sekolah.
Dilansir dari CNN, Xiong mulai belajar pukul 08.00 pada pagi hari, dan selesai pada pukul 11.00 pada malam hari.
Aktivitas ini dijalaninya kala lockdown karena wabah virus corona selama lebih dari tiga bulan terakhir.
Biasanya, saat di sekolah, ia memiliki sedikit waktu untuk istirahat siang.
Namun, saat pandemi virus corona, ia harus belajar seharian di depan laptop karena adanya penguncian di Kota Wuhan.
"Saya sangat cemas. Ujian masuk perguruan tinggi merupakan titik balik yang penting. Latar belakang pendidikan seseorang sangat penting. Hanya ada sedikit sekali orang sukses yang tidak berpendidikan tinggi," ujar Xiong, seperti diberitakan CNN.
Baca juga: Lockdown Berakhir di Wuhan, Aplikasi Permohonan Menikah Error karena Pendaftar Membludak
Setiap tahun, jutaan siswa SMA dan SMK di seluruh China mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang dikenal dengan Gaokao.
Prosesi Gaokao akan berlangsung 9 jam selama 2 hari dan mencakup empat mata pelajaran yaitu:
Nilai tinggi dalam ujian merupakan satu-satunya cara untuk masuk ke universitas-universitas top di China.
Jika memiliki nilai Gaokao yang tinggi, menurut Xiong, akan membantu mengamankan masa depannya.
Tekanan besar harus ditanggung siswa agar sukses dalam ujian. Pada 2019, Pemerintah China meminta orangtua dan guru untuk tidak membebani mereka dengan tugas lainnya.
Awalnya, Gaokao akan dilaksanakan pada Juni 2020. Akan tetapi, karena situasi wabah virus corona, Pemerintah China telah menunda pelaksanaan hingga satu bulan.
Akibatnya, siswa dan guru berpekulasi mengenai apakah penangguhan akan membantu atau justru malah menghambat nilai mereka.
"Setelah Gaokao ditunda, saya lebih cemas. Tetapi ini adalah pertempuran psikologis dan saya harus menang, saya harus menang," ujar Xiong dalam akun Weibo-nya.
Baca juga: Benarkah Virus Corona Penyebab Covid-19 Berasal dari Pasar Wuhan?