Beberapa bisnis pun benar-benar harus ditutup. Seorang pengusaha lokal yang mengekspor kayu cendana ke China, Christoph Tahumpir, harus mentup operasinya ketika pelabuhan ditutup.
Ia khawatir dengan meningkatnya pengangguran yang akan terjadi, tetapi di sisi lain, Tahumpir setuju bahwa perbatasan harus tetap ditutup.
Baca juga: Sebelum Meninggal karena Corona, Dokter Ini Minta APD untuk Tenaga Medis Dilengkapi
"Jika virus datang ke sini, itu akan berdampak orang-orang yang lebih tua di keluarga saya dan saya tidak dapat mengunjungi mereka di rumah sakit. Itu akan sangat menyedihkan" tutur Tahumpir.
Juru bicara utama untuk tim penasihat pemerintah atas Covid-19 Russel Tamata menyatakan bahwa tindakan agresif yang diambil pemerintah sudah benar.
"Kami tahu bagaimana virus menyebar dan ketika kami melihat budaya dan bagaimana kami hidup di sini, kondisinya sangat mendukung. Jika virus datang, akan terjadi bencana," kata Tamata.
Menurut Tamata, kondisi tersebut yang menjadi alasan perlu ketatnya aturan dengan perbatasan.
"Kita tidak punya sumberdaya dan fasilitas untuk menanganinya. Kesalahan sekecil apa pun akan berdampak sangat buruk bagi kita" tambah Tamata.
Baca juga: Ratusan Pesertanya Terjangkit Corona, Tablighi Jamaat Disorot Tajam
Pemerintah China sendiri telah berkomitmen untuk memasok peralatan dan bahan pada April bagi Vanuatu, untuk membangun unit perawatan intensif di Port Vila.
Saat ini, Vanuatu telah melakukan perubahan pada rumah sakit utama negara Vila Central Hospital. Perubahan dilakukan pada bangsal tuberkulosis menjadi bangsal isolasi.
Namun, hanya ada 20 tempat tidur yang tersedia di seluruh rumah sakit.
"Jika seorang pasien mengalami komplikasi, kami hanya memiliki dua ventilator yang tersedia" ujar Tamata.
Di Vanuatu, ada sekitar 60 dokter, tetapi kebanyakan baru lulus. Baru-baru ini, Vanuatu juga menerima perawat-perawat dari Kepulauan Solomon.
Karena kekurangan perawat lokal, Vanuatu telah mempekerjakan perawat dari Kepulauan Solomon sejak pertengahan 2019.
Baca juga: Kemenparekraf Selama Corona, Berikan Dukungan untuk Tenaga Medis
Saat Vanuatu tengah mempersiapkan kemungkinan terburuk mewabahnya virus corona, sebuah badai dikabarkan terjadi di negara itu dan menghancurkan pulau-pulau di bagian utara.
Skala kerusakan belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini cukup mendistraksi upaya pemerintah dalam menghadapi Covid-19.
Peraturan larangan berkumpul untuk lebih dari lima orang pun dilonggarkan untuk kepentingan penyelamatan dan evakuasi massal.
Terlepas dari kerentanan Vanuatu ini, Tamata tetap optimis tentang peluang Vanuatu untuk tetap bertahan di tengah wabah virus corona ini.
"Kami telah melihat Covid-19 sebagai ancaman dan juga berkah. Praktik kebersihan dasar telah digaungkan sejak lama, tetapi berkat virus corona, orang-orang pada akhirnya menyadari pentingnya praktik ini dilakukan," kata Tamata.
Baca juga: Kaum Miskin Kota Sekarat, Mati karena Corona atau Mati Kelaparan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.