“Kami tegaskan bahwa jenazah almarhum NK dipastikan telah dilakukan perawatan dan pemulasan jenazah sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditentukan. Jadi tidak beralasan untuk menolak, memberikan stigma negatif yang berlebihan kepada almarhum sejawat kami yang telah gugur sebagai pahlawan kemanusiaan,” ujar Harif Fadhillah, Ketua DPP PPNI Pusat dalam siaran pers yang diterima Kompas.com Jumat (10/04/2020).
Baca juga: 10 Perawat Meninggal karena Corona, PPNI Minta Stop Stigmatisasi
Lebih lanjut, PPNI juga mendesak agar pemerintah dan aparat kepolisian TNI dan POLRI untuk dapat menjaga keamanan dan keselamatan perawat dalam menjalankan tugas kemanusiaannya.
PPNI juga meminta kepada aparat untuk mengusut kejadian penolakan yang menimpa almarhum.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto sebelumnya mengatakan, jenazah pasien virus corona tidak berbahaya ketika dimakamkan di tempat pemakaman umum.
Hal itu karena telah dilakukan prosedur yang sesuai sebelum jenazah dimakamkan.
"Ya enggak, enggak bahaya. Kan orang tersebut sudah meninggal. Sudah dilakukan dan mengikuti prosedur yang seharusnya," ujar Yuri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/4/2020)
Koordinator Tim Respons covid-19 Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad juga mengungkapkan hal serupa.
Dia mengatakan, protokol yang diterapkan pada jenazah pasien Covid-19 adalah protokol tertinggi kesehatan di mana jenazah dimasukkan ke body bag sebelum dimasukkan ke peti jenazah yang ditutup rapat.
Selain itu, jenazah langsung dibawa ke pemakaman setelah dari rumah sakit, dan petugas mengenakan pelindung lengkap.
Pelayat juga tak diperkenankan hadir guna menghindari kerumumunan.
”Peti tidak boleh dibuka lagi dan (jenazah) harus langsung dimakamkan. Maka, tidak ada alasan untuk takut tertular. Kemungkinan tertular justru terjadi jika ada kerumunan orang, apabila memang dilakukan layat,” kata Andono sebagaimana dikutip dari Kompas.id Rabu (1/4/2020).
Baca juga: Jenazah Perawat Positif Corona di Semarang Sempat Ditolak, Fobia Warga Dianggap Berlebihan
Penularan virus corona
Andono melanjutkan, virus ditularkan melalui cairan atau droplet, sehingga tidak memungkinkan ada cipratan dari jenazah yang sudah ditutup rapat.
Lebih lanjut pihaknya juga menerangkan virus memerlukan inang untuk bertahan hidup.
Saat manusia yang merupakan inang dari virus meninggal, maka virus juga akan ikut mati.
”Dia (virus) membutuhkan sel tubuh manusia agar tetap hidup. Kalau sudah masuk ke dalam tanah, tidak akan ada tempat hidupnya. Begitu juga di air, karena tidak ada inangnya,” kata Andono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.