Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Editor's Letter: Belajar dan Bertumbuh dari Rasa Takut karena Covid-19

Kompas.com - 06/04/2020, 10:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

APA kabarmu? Perubahan yang setengah terpaksa kita lakukan karena pandemi covid-19 mulai terasa tidak terlalu memaksa setelah tiga minggu kita jalankan. 

Kalau kamu sudah ringan dan tanpa keterpaksaan melakukan kebiasaan baru pasca-seruan pemerintah untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan belajar di rumah, 15 Maret 2020 lalu, kamu termasuk yang cepat beradaptasi dan berubah. Selamat untuknya. 

Rata-rata, dibutuhkan 66 hari untuk perubahan perilaku menjadi otomatis atau ringan dilakukan tanpa terpaksa.

Terbantuknya kebiasaan baru itu tergantung pada perilaku, orang, dan keadaan. Dalam sebuah studi, butuh waktu antara 18 hari hingga 254 hari bagi orang untuk membentuk kebiasaan baru.

Kalau dalam tiga minggu ini perilaku sudah berubah dan adaptasinya menjadi mudah, kamu termasuk orang di atas rata-rata. Kalau ternyata belum dan masih susah beradaptasi dengan perubahan, jangan juga berkecil hati. Masih terbuka ruang untuk perubahan itu.

Bicara soal peruabahan, pekan lalu saya mendapati postingan tiga zona emosi di era covid-19 dalam bentuk tiga lingkaran.

Tidak lama kemudian, ada orang yang memikirkan orang lain dan menerjemahkan postingan itu. Terima kasih Annastasia Ediati.

Respon seseorang selama pandemi Covid-19 bisa dikelompokkan dalam tiga zona.Istimewa Respon seseorang selama pandemi Covid-19 bisa dikelompokkan dalam tiga zona.

Dari postingan yang kemudian dijadikan acuan banyak orang itu, kita bisa mengetahui ada di zona mana saat ini. Seperti kata para psikolog, zona itu bukan zona yang linier.

Artinya, setiap orang tidak harus melalui zona takut lalu ke zona belajar dan kemudian ke zona bertumbuh. Bisa jadi lompat-lompat juga, tergantung bagaimana situasi nyata yang dihadapi seseorang.

Belajar dan bertumbuh

Kita bersyukur, setelah sebulan lebih kita dikepung rasa takut karena virus corona, kita belajar bersama dan mulai bertumbuh.

Kita masih ingat ketakutan kita saat kasus 1 dan kasus 2 diumumkan. Terjadi kelangkaan stok masker medis karena semua orang ingin membeli di luar kebutuhan dan peruntukan yang wajar.Dalam situasi itu, cepat sekali rasa takut menyebar di media sosial dan di genggaman kita lewat whatsapp group.

Hoaks lantas diproduksi untuk meluaskan rasa takut itu. Orang mudah sekali marah dan panik karena situasi ini. Ada yang mengambil keuntungan dari situasi ini.

Meskipun sudah surut, ketakutan, keluhan dan kemarahan masih kita rasakan saat ini. Di media sosial misalnya, lebih banyak orang yang mulai menerima kenyataan. Tidak lagi masif sebaran informasi di media sosial yang tidak jelas kebenarannya. Kontribusimu nyata untuk hal ini. 

Saya yakin, kamu ada dalam zona ini sejak awal karena mulai mengenali emosi diri sendiri. Kerap mengambil waktu hening untuk merespons segala situasi berdampak baik. Informasi yang memicu kecemasan berlebih kamu sikapi sewajarnya dan jika perlu kamu hindari.  

Di zona ini, kita semua belajar menjadi sadar situasi untuk bisa berpikir jernih dan bertindak. Dalam situasi ini, kita menyadari bahwa semua pihak tengah berupaya melakukan yang terbaik untuk mengatasi pandemi ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com