Mengapa terlalu berisiko?
Saat ini masih belum jelas seberapa menular virus corona baru ini dan seberapa parah itu dapat memengaruhi demografi yang berbeda.
Dikutip Independent (3/3/2020), juru bicara WHO Margaret Harris menyatakan ilmuwan belum cukup tahu tentang ilmu virus tersebut dan belum cukup lama di populasi manusia.
Sehingga para ilmuwan belum bisa memastikan apa yang dilakukan virus corona terhadap imun tubuh.
Termasuk kemungkinan seseorang yang sudah sembuh bisa menularkan penyakitnya lagi. Jika hal ini terjadi herd immunity tidak dapat bekerja.
Baca juga: 5 Hal Sederhana yang Dapat Dilakukan untuk Cegah Penyebaran Virus Corona
Dengan membuat banyak orang terinfeksi, kemungkinan meningkatnya angka kematian juga tinggi.
Misalnya diambil 70 persen dari total populasi untuk sengaja diinfeksi. Dari jumlah tersebut tidak semuanya berusia muda. Ada juga orang tua. Padahal orang tua termasuk golongan rentan.
Menurut WHO, orang tua atau orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes atau kanker paru-paru rentan terinfeksi oleh virus corona.
Orang tua atau lansia berisiko sakit parah jika terinfeksi. Hal itu karena kekebalan mereka yang lebih rendah dibanding kelompok usia lainnya.
Dilansir Science Alert (30/3/2020), perkiraan tingkat kematian infeksi Covid-19 sekitar 0,5-1 persen.
Jika 70 persen dari seluruh populasi jatuh sakit, itu berarti bahwa antara 0,35-0,7 persen dari setiap orang di suatu negara bisa mati akibat bencana.
Baca juga: Kasus Impor, Tren Baru Corona Korea Selatan
Menurut Koresponden Kesehatan The Independent Shaun Lintern, saat ini tidak ada peluang kekebalan terhadap kawanan virus corona.