Dengan menempatkan tetangga sebagai prioritas untuk membangun ketangguhan masyarakat, langkah yang dianjurkan adalah dengan saling mengenal tetangga, membuat rencana bersama dalam menanggulangi bencana, dan selalu siap dalam mengatasi bencana.
Sebagai contoh, kelompok ketetanggaan (baik tingkat RW atau RT) telah memiliki sarana berkomunikasi (salah satunya grup WhatsApp) dengan tujuan saling menguatkan dan memberikan bantuan (communication and information).
Dalam perspektif ketangguhan masyarakat, peningkatan keterlibatan masyarakat atau komunitas (community involment) untuk kesiapsiagaan juga bisa menjadi landasan untuk mengatasi masalah keamanan publik di lingkungan tersebut.
Kegiatan kolaboratif ini secara bersamaan memperkuat ikatan sosial masyarakat (social cohesion) dan meningkatkan dialog dan kepercayaan dengan lembaga publik.
Keuntungan dari adanya ketangguhan masyarakat yang kuat adalah terciptanya keseimbangan kembali setelah terjadinya bencana dan tanggapan yang efektif serta dapat memperkuat strategi-strategi pemilihan keadaan dengan lebih baik.
Pada umumnya yang terlintas dalam pemikiran seseorang jika muncul suatu wabah adalah kehadiran tim kesehatan yang terlatih yang segera memberikan pertolongan.
Namun, pada kenyataannya peran tetangga jauh lebih penting dalam menghadapi situasi yang kacau akibat wabah. Tetangga akan lebih cepat memberikan pertolongan.
Mereka lebih memperhatikan keamanan dan keselamatan warga sekitar. Dalam lingkup yang lebih kecil, ikatan keluarga merupakan pusat ketahanan dalam menghadapi wabah. Kerabat terdekat biasanya berfungsi sebagai yang pertama memberikan bantuan.
Kehadiran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan para pemimpin baik di tingkat pusat dan daerah (leadership) sangatlah penting dalam menghadapi "bencana si Covi" ini.
Kepemimpinan yang solid sangat dibutuhkan dalam memberikan informasi dan dan pengarahan agar masyarakat tidak panik.
Keyakinan kolektif (collective efficacy) mengacu pada keyakinan masyarakat dalam kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Hasilnya, anggota masyarakat bersedia untuk saling memperhatikan dan mengintervensi anggota masyarakat bila perlu. Masyarakat memiliki keyakinan bahwa wabah "si Covi" dapat diatasi dan dilalui bersama.
Kekuatan keluarga, komunitas, organisasi, lembaga sosial, atau negara sebagian terletak pada rasa keyakinan (efikasi) kolektif orang-orang bahwa mereka dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi dan meningkatkan kehidupan mereka melalui upaya terpadu.
Tentunya semua berharap wabah ini segera berakhir. Keyakinan bersama yang kuat bahwa wabah ini akan sirna bukanlah tanpa alasan. Segala daya upaya seluruh lapisan masyarakat yang telah dilakukan.
Usaha ini mampu mewujudkan ketangguhan masyarakat. Ketangguhan masyarakat sangatlah mendesak untuk segera diwujudkan dan tetap harus terpelihara.
Semua pihak sesuai dengan posisi dan fungsinya harus berkontribusi mewujudkan masyarakat yang tangguh.
Pasti kita semua tidak ingin bangsa yang besar ini menjadi lemah dan tidak berdaya akibat ulah makhluk yang lebih kecil dari sehelai rambut.
Dr Fransisca Iriani R Dewi, MSi
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.