KOMPAS.com - Virus corona adalah virus pernapasan, yang berarti menyebar terutama melalui sistem pernapasan.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) rute penularan utamanya adalah melalui infeksi droplet atau tetesan orang ke orang, yaitu menghirup air liur aerosol atau lendir yang membawa viral load.
Viral load adalah jumlah partikel virus dalam volume cairan tertentu. Viral load yang lebih tinggi setara dengan kemungkinan infeksi yang lebih kuat.
Selain itu, orang paling menular ketika mereka memiliki gejalanya karena melalui batuk dan bersin bisa menyebarkan virus di sekitar.
Secara teoritis, Covid-19 dapat ditularkan dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh hidung, mulut, atau mata.
Namun, menurut CDC itu bukan metode penularan utamanya.
Lantas, bagaimana jika tetesan dari batuk dan bersin tersebut menempel di makanan? Bisakah makanan di rumah makan menjadi pembawa virus corona?
Baca juga: Saling Menguatkan Menghadapi Covid-19
Jika Anda memesan makanan selama isolasi, Anda dapat lebih tenang, karena tampaknya mustahil untuk tertular lewat makanan itu.
Dilansir Business Insider (27/3/2020), CDC, United States Department of Agriculture (USDA), dan para ahli medis mengatakan tidak ada bukti virus corona disebarkan melalui makanan.
Menurut spesialis penyakit menular Yale Medicine, Jaimie Meyer, sampai saat ini tidak ada bukti penularan virus corona melalui makanan.
“Cara utama penularan virus dari orang ke orang adalah melalui tetesan langsung (seperti pada saat berada dalam jarak 6 kaki atau 1,8 m dari seseorang ketika mereka batuk atau bersin dan menghirupnya),” kata Meyer.
Dokter emergency dan Direktur Global Health for Northwell Health Dr. Eric Cioe-Pena juga mengatakan hal serupa.
"Penularannya melalui epitel pernapasan di hidung, mulut, dan mata Anda. Ini tidak mungkin ditularkan lewat makanan. Lebih mungkin pada tangan sambil memegang kemasan makanan,” kata dia.
Baca juga: Tak Perlu Panik Beli Vitamin, Buah dan Sayur Lebih Efektif Cegah Penularan Covid-19
Dilansir Live Science (24/3/2020), Profesor dan spesialis keamanan makanan di North Carolina State University Benjamin Chapman menjelaskan kenapa penularan lewat makanan kemungkinannya kecil.
Pertama, langkah-langkah keamanan pangan sudah ada untuk mencegah penyakit yang menempel pada makanan.
Hal itu seperti sering mencuci tangan, membersihkan peralatan masak, dan memasak pada suhu yang tepat.
Kedua, faktor biologi virus. Virus corona tidak dapat bertahan selama berminggu-minggu pada permukaan sesuatu benda.
Tidak seperti bakteri, virus tidak dapat tumbuh di dalam makanan. Sehingga, jumlah virus dalam makanan diperkirakan akan berkurang seiring waktu.
Juga secara teori, jenis virus ini seharusnya tidak dapat bertahan di perut karena sangat asam.
Mengenai adanya orang terinfeksi dengan menyentuh mulut, Chapman mengatakan kemungkinan itu tetap ada.
Tapi sejauh ini dirinya belum memiliki bukti terkait itu.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Depok: 2 Pasien dan 10 Suspect Wafat, Pasien Positif Jadi 21 Orang
Meskipun risiko terkena Covid-19 dari makanan cenderung rendah, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko lebih lanjut. Berikut ini beberapa tips dari Chapman.
Membeli makanan dari toko:
Baca juga: Dua Pasien RSPI Sulianti Saroso Meninggal Dunia, Tiga PDP Negatif Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.